Artikel ini juga dapat dibaca di . |
Reputasi yang baik bukanlah sesuatu yang didapat secara instan. Ketika Anda memasuki lingkungan kerja baru, butuh waktu sampai atasan dan rekan kerja menaruh kepercayaan penuh pada Anda. Sayang, membangun reputasi tidak semudah mencorengnya. Kesalahan kecil yang Anda anggap remeh bisa dengan cepat merusak citra Anda di mata orang lain.
Sering kali ketika seorang karyawan hendak resign, semangat kerjanya menjadi menurun. Terkadang ia pun lalai menjaga reputasinya. Padahal, reputasi punya andil besar dalam keberhasilan karier seorang karyawan. Kendati ia hendak melangkah mengejar impian di tempat lain, tak ada alasan baginya untuk meninggalkan kesan buruk dalam benak atasan maupun rekan kerja di kantor lamanya.
Reputasi mempermulus karier
Selain skill dan pengalaman, networking juga merupakan salah satu fondasi penting dalam berkarier. Networking ibarat sebuah pintu yang menghubungkan Anda dengan peluang yang bisa memuluskan perjalanan karier Anda. Jika Anda perhatikan, orang-orang yang memiliki networking yang luas umumnya memiliki kecenderungan lebih besar untuk sukses ketimbang mereka yang sering menyendiri.
Sebut saja ketika perusahaan Anda sedang mencari sponsor, partner, atau klien, banyaknya relasi yang Anda punya—termasuk mantan kolega di perusahaan terdahulu—turut menentukan keberhasilan Anda dalam mengejar target dari perusahaan. Bayangkan jika hubungan Anda dengan orang-orang di kantor lama tidak terjalin dengan baik, jangankan mereka mau membantu Anda, untuk mengontak mereka saja Anda pasti merasa gengsi dan segan.
Lingkup kerja yang kecil
Berhentilah berasumsi bahwa Anda dan teman kantor lama tak akan bertemu kembali. Apa lagi jika berada dalam lingkup startup—Anda bisa merasakan betapa uniknya fenomena perputaran tenaga kerja di sana. Banyak karyawan berpindah dari satu startup ke startup lainnya dan masih sering bertemu dalam berbagai kesempatan karena mereka bekerja dalam industri yang sama. Tak heran meski bekerja di perusahaan yang berbeda, tapi mereka saling mengenal satu sama lain.
Bukan cuma itu, rumor pun bergerak sangat cepat di industri ini. Jadi, apabila Anda meninggalkan kesan buruk di perusahaan lama, jangan kaget jika kabar tersebut bisa sampai di telinga calon atasan atau atasan baru Anda. Inilah bukti betapa krusialnya memelihara hubungan baik dengan mantan atasan atau rekan kerja. Jadi, jangan abaikan reputasi atau Anda harus siap menanggung akibatnya.
Yang pasti, selama masih berstatus karyawan, Anda bertanggung jawab untuk menyelesaikan semua pekerjaan Anda hingga tuntas. Sekalipun alasan resign Anda adalah karena perselisihan, setidaknya maksimalkan waktu yang tersisa untuk menjadi karyawan teladan sekaligus team player yang baik. Jangan berpikir untuk melakukan tanggung jawab itu demi menyenangkan orang lain. Sebaliknya, lakukanlah untuk diri Anda sendiri serta masa depan karier Anda.