Hindari Resign Karena 5 Alasan Ini!

hindari resign karena 5 alasan ini

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Mengundurkan diri atau resign dari sebuah perusahaan demi mengejar karier di perusahaan lain memang bukan hal baru di dunia kerja. Hanya saja, ada banyak hal yang bisa jadi alasan mengapa karyawan memutuskan untuk resign.

Jika Anda seorang karyawan yang hendak resign, pastikan dulu apakah alasan Anda sudah tepat atau justru bisa menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Singkatnya, jangan mengambil keputusan karena alasan yang emosional.

Nah, berikut ini lima alasan resign yang harus Anda hindari:

1. Bos yang menyebalkan

Jika Anda membaca testimoni karyawan berbagai perusahaan di sini, banyak di antara mereka yang mengaku cukup beruntung memiliki bos idaman. Namun, tak sedikit juga yang mengeluh karena memiliki bos yang mudah marah, selalu merasa paling benar, sering mendadak memberi pekerjaan tambahan, dan masih banyak lagi. Tapi, apa mereka langsung ingin resign? Belum tentu.

“bosnya killer, tugasnya banyak, kalau lalai kerjakan tugas akan di Marahi” – Karyawan Sales Perusahaan Farmasi

“Terkadang seorang atasan selalu memerintah semena mena dan tidak terlalu peduli dengan kemampuan pekerja” – Karyawan Desain Perusahaan Semen

Memilih resign dengan maksud untuk melepaskan diri dari bos yang menyebalkan bukanlah solusi yang tepat. Tak mungkin kan Anda harus selalu mengundurkan diri setiap kali bertemu dengan tipe bos yang serupa? Untuk itu, sebelum mengambil keputusan, ada baiknya kenali dulu tipe bos Anda beserta kiat-kiat untuk menghadapinya.

2. Bosan dengan pekerjaan

Melakukan pekerjaan yang sama dalam kurun waktu cukup lama pada akhirnya memang bisa membuat karyawan bosan. Tapi sebelum menggunakan alasan ini untuk resign, atasi dulu dengan cara yang profesional. Mulailah dengan meluangkan satu atau dua jam di kantor untuk mempelajari ilmu yang belum Anda kuasai, atau minta tugas baru yang menantang dari atasan.

Selain itu, coba ingat-ingat kembali, apakah Anda sudah memanfaatkan hak cuti dari perusahaan dengan baik? Selain untuk keperluan mendesak, adanya hak cuti juga penting agar para karyawan punya waktu lebih untuk istirahat dan berlibur. Jika Anda kerja terus-menerus tanpa sedikitpun menyempatkan refreshing, wajar saja jika Anda merasa bosan.

3. Tertekan

Pekerjaan apapun beratnya akan terasa bertambah dua kali lipat jika diiringi dengan pikiran yang negatif. Misalnya, menuduh atasan ingin menyiksa Anda dengan pekerjaan tambahan. Padahal, bisa saja ini hanya sebuah ujian dari atasan sebagai bentuk persiapan Anda untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.

Dengan berpikir positif, segala rintangan di tempat kerja pasti berhasil Anda lewati. Perlu Anda ketahui juga, biasanya seseorang yang tahan banting di bawah tekanan kerja punya masa depan karier yang jauh lebih cemerlang!

4. Tidak cocok dengan lingkungan

Salah satu tantangan menjadi newbie di perusahaan adalah, tuntutan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Jika Anda datang dari industri atau jenis perusahaan yang benar-benar berbeda, Anda harus siap dengan culture shock yang mungkin dihadapi. Misalnya, suasana kerja yang lebih kaku atau rekan kerja yang mayoritas senior.

Sedikit-sedikit mengeluh karena tidak cocok dengan lingkungan merupakan pertanda bahwa Anda orang yang enggan beradaptasi. Bagi perusahaan, ini bukanlah alasan resign yang bisa diterima. Terlebih jika persoalan utamanya ada pada diri Anda. Sebelum Anda mengubah sifat buruk tersebut, Anda akan terus menghadapi masalah yang sama sepanjang karier.

5. Konflik dengan rekan kerja

Dalam sebuah tim, beda pendapat dengan rekan kerja itu hal biasa—selama belum berkembang menjadi perselisihan serius, di mana karyawan mulai saling sikut dan menjatuhkan. Justru lewat konflik-konflik sederhana ini profesionalitas Anda diuji. Nah, mengingat kepentingan perusahaan adalah yang utama, maka Anda harus dapat mengesampingkan ego Anda.

Jika belum ada usaha yang berarti dari Anda untuk menyelesaikan konflik, jangan jadikan resign sebagai jalan keluar. Bukan hanya Anda akan meninggalkan suatu masalah yang belum tuntas, tapi Anda juga mengundang masalah baru ketika suatu hari dipertemukan kembali dengan rekan kerja yang bersangkutan.

Bagaimana? Masih ingin resign?

Comments

comments