Sukses tidaknya karier seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor; baik faktor eksternal maupun internal, serta faktor yang dapat dikendalikan maupun tidak. Jadi, masa depan karier Anda bukan hanya bergantung pada ketersediaan lapangan kerja dan tingkat persaingan di pasar tenaga kerja saja.
Contoh faktor internal yang dapat dikendalikan oleh Anda adalah skill dan attitude. Jika Anda memiliki skill atau keahlian, serta attitude yang positif, maka Anda termasuk orang yang beruntung karena Anda punya peluang lebih besar untuk mengembangkan karier.
Baik skill dan attitude bisa dikendalikan oleh para pencari kerja. Skill yang terbatas masih bisa ditingkatkan dan diasah, begitu pula dengan atittude. Ketika sadar Anda masih memiliki sikap yang kurang baik—contohnya, terlalu memelihara gengsi—maka Anda bisa mengambil langkah bijak untuk memperbaiki diri. Lakukan introspeksi sebelum karier Anda terkena dampaknya.
Sepintas, gengsi mungkin terkesan sepele, tapi sikap tersebut bisa bikin Anda rugi, lho! Berikut empat cara bagaimana gengsi bisa menghambat karier Anda:
1. Melamar pekerjaan yang tak sesuai minat
Anda punya passion di bidang kreatif, tapi lebih memilih untuk mengikuti program MT di perusahaan BUMN? Jika skill serta pengalaman Anda mendukung, peluang untuk lolos seleksi BUMN yang ketat itu mungkin cukup besar. Meski begitu, nama perusahaan yang bergengsi belum tentu menjamin Anda akan merasa bahagia bila karier yang dijalani bertentangan dengan minat sesungguhnya.
Di luar sana, cukup banyak orang yang tak lagi berusia muda mengambil langkah besar untuk meninggalkan karier yang sudah mereka bangun demi mengejar passion. Seandainya mereka mengambil keputusan itu lebih awal, kehidupan karier mereka tentu akan lebih membahagiakan, atau bahkan mungkin jauh lebih sukses.
2. Malu meminta bantuan rekan kerja
Predikat karyawan berprestasi tentu memberikan rasa bangga bagi banyak orang. Sayangnya, pencapaian tersebut ada kalanya membuat sebagian orang gengsi untuk meminta bantuan rekan kerjanya—terutama yang kualifikasinya dipandang “lebih rendah”. Alih-alih dihormati, karyawan dengan sifat seperti ini justru tak akan disenangi di lingkungan kerjanya. Hal ini akan mempersulit perjalanan karier mereka.
Setinggi apapun jabatan dan ilmu seseorang, serta kesanggupannya untuk bekerja seorang diri; teamwork dalam lingkungan kerja merupakan hal krusial yang tak boleh dilupakan. Karena itu, penting bagi setiap karyawan untuk menyingkirkan ego dan gengsinya, sehingga mereka dapat menciptakan koordinasi tim yang solid demi kemajuan perusahaan.
3. Enggan mengakui kesalahan
Meski Anda menguasai suatu bidang pekerjaan, bukan berarti kesalahan sekecil apapun tak akan pernah terjadi. Seandainya Anda salah mengikuti instruksi atasan, Anda tak perlu gengsi untuk mengakuinya. Berusaha mengelak dengan berbagai macam alasan hanya akan membuat Anda terlihat tidak profesional. Jika demikian, jangan harap atasan akan mempercayai Anda untuk memegang tanggung jawab yang lebih besar.
Kendati demikian, toleransi dari atasan jangan Anda anggap sebagai lampu hijau untuk mengulangi kesalahan yang sama. Justru, sepatutnya Anda menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran agar lebih teliti dalam bekerja.
4. Mengharapkan gaji dan jabatan yang tidak sesuai
Percaya diri merupakan salah satu kunci sukses melakukan negosiasi gaji. Tanpa kepercayaan diri, skill dan pengalaman Anda tak akan cukup menjual, sehingga membuat HRD sulit mengabulkan permintaan gaji Anda. Akan tetapi, terlalu percaya diri dengan disertai gengsi yang tinggi juga tak akan membantu Anda mendapatkan pekerjaan idaman.
Sebagai contoh, Anda seorang lulusan S2 tanpa pengalaman kerja, tapi melamar kerja dengan ekspektasi gaji dan jabatan selevel karyawan senior. Secara umum, gelar akademis tidak serta-merta mendongkrak level seseorang di pasar tenaga kerja. Selain di sektor pemerintahan, sering kali pengalaman kerja lah yang lebih diperhitungkan. Nah, jika Anda mempertahankan gengsi tersebut, Anda akan semakin kesulitan mendapat pekerjaan.
Setelah membaca keempat hal di atas, Anda yakin masih mau memelihara gengsi?