3 Hal yang Sering Mengecoh Para Pencari Kerja

Hal yang Sering Mengecoh Para Pencari Kerja

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Ketelitian dan kemampuan berpikir kritis diperlukan dalam segala kondisi, tak terkecuali ketika melamar kerja. Di tengah perjuangan menarik hati perusahaan, banyak orang yang kemudian sering terkecoh oleh hal-hal kecil. Minimnya pengetahuan membuat mereka menemui berbagai kendala, dimulai dari saat mengirimkan lamaran kerja, menantikan panggilan dan menghadapi wawancara kerja, hingga menerima tawaran kerja. Kalau sampai tidak waspada, Anda bisa-bisa menyesal!

Nah, berikut ini tiga hal yang sering mengecoh para pencari kerja, sehingga perlu Anda antisipasi:

  • Lowongan kerja palsu

Meski maraknya praktik penipuan dengan modus lowongan kerja bukan sesuatu yang baru, tapi cukup ironis masih banyak orang yang sering terjebak. Sekarang ini, oknum-oknum tidak bertanggung jawab semakin ‘banyak akal’ dalam mengelabui para pencari kerja. Mereka menyasar orang-orang, para pencari kerja yang tengah berada dalam tahap nyaris putus asa sebagai sasaran empuk aksi mereka.

Dulu, ciri-ciri lowongan kerja palsu lebih mudah dikenali. Salah satunya dari alamat email yang menggunakan domain gratis atau tidak berbayar. Akan tetapi, sekarang tidak sedikit pelaku yang sudah mulai menggunakan domain email dengan nama perusahaan. Nah, jika Anda tak cukup waspada menghadapi taktik yang cukup cerdik ini, bisa fatal akibatnya.

Beberapa contoh modus penipuan dengan target para pencari kerja di antaranya, meminta pelamar membayar sejumlah uang untuk meneruskan proses seleksi, atau menunjuk “agen tur” tertentu untuk mengurus keberangkatan pelamar dari daerah ke lokasi seleksi—yang lagi-lagi mengharuskan mereka mengeluarkan uang. Jika Anda menemui tawaran kerja yang mensyaratkan hal seperti ini, abaikan saja!

  • Popularitas perusahaan

Para pencari kerja sering menganggap sebuah perusahaan bergengsi hanya berdasarkan apa yang tampak dari luar. Cuma karena namanya sering muncul di tayangan iklan, atau merek produknya tersebar di berbagai pusat perbelanjaan, pencari kerja lantas berpikir gengsinya bakal meningkat kalau bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Kenyataannya, popularitas tidak selalu menjamin kemampuan perusahaan dalam mengelola tenaga kerja. Di Jobplanet, tidak sedikit karyawan perusahaan ternama yang mengeluhkan masalah gaji, manajamen, budaya kerja, serta work-life balance di tempat kerjanya. Hal ini menandakan bahwa popularitas perusahaan juga bisa mengecoh.

Pengusaha yang sukses berbisnis belum tentu sukses menyejahterahkan karyawannya. Banyak dari mereka terlalu fokus mengejar keuntungan hingga lupa untuk memperhatikan aset berharga mereka, yakni karyawan. Alhasil, banyak karyawan yang telantar. Ada yang dibayar dengan tidak layak, bahkan ada yang merasa diperlakukan layaknya ‘sapi perah’.

  • Tawaran upah bulanan yang tinggi

Ketika mendapatkan tawaran kerja dari sebuah perusahaan, Anda mungkin merasa bahwa segala upaya keras Anda langsung terbayar. Apalagi begitu mendengar besarnya nominal gaji yang akan Anda terima di perusahaan tersebut. Tapi berhati-hatilah. Tidak sedikit orang yang terkecoh di tahap ini, terutama para pelamar yang masih baru di dunia kerja.

Sejumlah orang rupanya terkecoh dengan jumlah upah yang diterima oleh karyawan setiap bulan, alias Take Home Pay (THP). THP yang kelihatannya tinggi sudah membuat mereka puas dan ingin buru-buru menyepakati tawaran kerja, sementara gaji pokok yang mestinya jadi perhatian utama malah diabaikan.

Perlu diketahui, gaji pokok merupakan komponen yang digunakan oleh perusahaan dalam melakukan perhitungan bonus dan kenaikan gaji karyawan—bukan THP. Besaran bonus umumnya dihitung berdasarkan persentase dari gaji pokok, dengan batasan minimum dan maksimum tertentu yang ditentukan oleh perusahaan. Jadi, jangan sampai Anda terlambat menyadari bahwa gaji pokok Anda di bawah UMR.

Ada satu hal lagi yang perlu Anda antisipasi sebelum menandatangani kontrak kerja. Pastikan bahwa perusahaan memberikan kenaikan gaji secara berkala bagi karyawan. Anda tentu tak ingin pindah ke suatu perusahaan tanpa kejelasan apakah akan ada kenaikan gaji di masa mendatang, hanya lantaran tawaran gaji yang besar pada saat ini bukan?

Memang tidak ada aturan resmi mengenai kapan perusahaan harus menaikkan gaji karyawannya. Namun umumnya, perusahaan yang cukup mapan memiliki kebijakan untuk menaikkan gaji karyawannya secara berkala, dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Di antaranya, inflasi, kenaikan biaya hidup, serta prestasi karyawan dan kemampuan perusahaan.

 

Kalau Anda seorang pencari kerja yang pernah terkecoh dengan tiga hal di atas, sebaiknya Anda lebih berhati-hati. Anda mungkin sudah hampir menyerah karena sulit mendapat pekerjaan, tapi jangan jadikan kekecewaan Anda sebagai alasan yang dapat menjerumuskan Anda pada perusahaan yang salah.

Untuk menemukan peluang kerja dan tempat berkarier yang paling tepat, tak ada salahnya Anda melakukan riset dan mencari informasi sebanyak mungkin. Salah satunya, dengan mengunjungi Jobplanet.com yang menyediakan beragam informasi bagi pencari kerja, mulai dari lowongan kerja, review perusahaan, informasi gaji, hingga kisi-kisi wawancara kerja.

Comments

comments