5 Kesalahan dalam Mengirimkan E-mail Lamaran Kerja

Kesalahan dalam Mengirimkan E-mail Lamaran Kerja

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Sebagai pencari kerja yang hidup di era digital, kebanyakan Milenial tidak pernah merasakan perjuangan mencari lowongan lewat surat kabar, atau mengirim lamaran lewat pos. Pasalnya, semua sudah dapat mereka lakukan secara online. Bahkan, bursa kerja alias job fair pun mulai tersedia di dunia maya. Pelamar tak perlu lagi mencetak berkas-berkas lamaran dan berdesak-desakkan di lokasi job fair. Semua serba digital dan paperless.

Satu hal yang sudah umum dalam proses rekrutmen saat ini adalah mengirimkan lamaran kerja melalui e-mail. Sayangnya, meski sudah dipermudah, masih ada hal-hal yang kerap luput dari perhatian pelamar, yang tanpa disadari membuat mereka sulit mendapat pekerjaan.

Jika Anda merasa e-mail lamaran Anda selalu diacuhkan atau tak pernah mendapat jawaban, bisa jadi tanpa disadari Anda melakukan lima kesalahan berikut ini:

1. Menggunakan alamat e-mail yang tidak profesional

Alamat e-mail merupakan salah satu hal yang ikut menentukan nasib pelamar. Mungkin Anda sudah terbiasa menggunakan alamat yang sama untuk seluruh media sosial, tapi coba amati kembali, apakah nama atau alamat e-mail Anda pantas dibaca oleh HRD perusahaan? Mereka pasti akan pikir dua kali jika membaca alamat e-mail pelamar yang terkesan kekanak-kanakan.

Kesalahan dalam Mengirimkan E-mail Lamaran Kerja

Sebelum mengirim lamaran kerja, pastikan Anda menggunakan alamat e-mail yang profesional. Bahkan jika perlu, siapkan satu akun baru yang berisi nama jelas, khusus untuk berkorespondensi dengan recruiter. Dengan cara ini, Anda juga jadi lebih mudah memantau progress lamaran.

 2. Menulis subjek yang tidak jelas

Agar e-mail Anda tidak dianggap spam, tuliskanlah judul atau subjek yang jelas dan mewakili isi. Beberapa perusahaan biasanya sudah memberi arahan mengenai subjek yang wajib dipakai oleh pelamar. Itulah mengapa ketelitian dalam membaca informasi lowongan kerja sangat penting—agar Anda tidak meninggalkan kesan kurang bersungguh-sungguh dalam melamar pekerjaan.

Jika iklan lowongan tidak memberikan petunjuk apapun, maka isilah bagian subjek e-mail dengan nama lengkap dan posisi yang Anda lamar. Contohnya: Jobi – IT Specialist atau Lowongan IT Specialist – Jobi. Dengan demikian, Anda tak perlu khawatir e-mail Anda akan terlewat oleh HRD.

3. Mengabaikan badan e-mail

Kesungguhan Anda dalam melamar kerja bisa terlihat dari usaha yang Anda lakukan ketika mengirimkan lamaran. Jadi, jangan pernah tinggalkan badan e-mail dalam keadaan kosong. Setidaknya Anda bisa gunakan ruang ini untuk memberi pesan pengantar mengenai keinginan atau motivasi Anda melamar kerja.

Isi badan ­e-mail tak perlu terlalu panjang, apalagi sampai mengulang isi CV atau cover letter yang memang akan dilampirkan. Di ruang yang terbatas ini, Anda tak perlu bertele-tele, melainkan langsung saja tegaskan maksud dan tujuan mengirim e-mail tersebut.

Baca juga:

Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Mencari Kerja

Trik Membuat CV Lengkap dalam Satu Halaman

8 Kesalahan dalam Cover Letter yang Harus Dihindari

 

4. Melewatkan lampiran

Kalau sudah asyik menulis e-mail, kadang kala seseorang lupa dan langsung menekan tombol “Send”. Alhasil, e-mail sudah terkirim, tapi CV dan dokumen lain malah terlupakan. Masa, belum apa-apa Anda sudah dicap ceroboh dan tidak teliti oleh perusahaan? Tentu Anda tak menginginkan hal itu, kan?

Untuk menghindari kesalahan ini, buatlah checklist berisi poin-poin apa saja yang harus ada dalam setiap e-mail lamaran kerja. Jadi sebelum dikirimkan, periksa dulu apakah semua poin dalam checklist Anda sudah tercantum dalam e-mail atau belum. Jangan sampai ada yang terlewat!

5. Malas memeriksa kembali isi tulisan

Anda mungkin bukan orang yang gemar atau terbiasa membaca, terutama membaca tulisan Anda sendiri. Akan tetapi, kalau isinya bisa menentukan karier Anda, mau tidak mau Anda harus bersikap lebih peduli dan meluangkan waktu untuk membaca tulisan sendiri.

Apabila konteksnya adalah perbincangan santai dengan teman, salah tulis sedikit mungkin masih bisa dimaklumi. Namun jika dalam e-mail lamaran kerja Anda salah menulis nama atau jabatan HR Manager, bahkan salah menyebutkan nama perusahaan, maka itu lain cerita. Bahkan yang membacanya bisa ilfil! Karena itu, jangan malas memeriksa tulisan Anda berulang kali.

Skill dan prestasi mentereng yang menghiasi CV bukan satu-satunya hal yang menentukan diterima atau tidaknya Anda oleh perusahaan. Jangankan untuk membaca CV dalam lampiran, melihat ketidaktelitian Anda dalam mengirim e-mail saja sudah membut HRD malas. Kalau begini, tidak heran jika Anda belum juga mendapat panggilan interview.

Sebaliknya, apabila Anda menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam melamar kerja, serta menghindari lima kesalahan di atas, peluang Anda untuk diterima pasti jauh lebih besar.

Comments

comments