8 Kesalahan dalam Cover Letter yang Harus Dihindari

8 Kesalahan dalam Cover Letter yang Harus Dihindari

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Meski tak selalu diharuskan, cover letter masih menjadi persyaratan sejumlah perusahaan untuk disertakan bersama CV pelamar. Formatnya yang berupa teks dalam paragraf memungkinkan Anda untuk menguraikan hal-hal yang belum tertulis di dalam CV. Keuntungannya, cover letter dapat meningkatkan peluang Anda untuk merebut hati rekruter. Namun jika tidak hati-hati dalam membuatnya, jangankan diterima, bisa-bisa rekruter yang semula sudah tertarik jadi berubah pikiran karena isi cover letter Anda.

Seorang career coach asal Amerika Serikat, Ashley Stahl, menyebutkan ada delapan kesalahan umum pada cover letter yang harus dihindari. Berikut ini Jobplanet merangkumnya untuk Anda.

1. Terlalu banyak membicarakan diri sendiri

Meski cover letter merupakan ajang ‘berjualan’, tapi tak berarti Anda boleh terlalu banyak mengumbar prestasi hingga membuat pembacanya mengernyitkan dahi. Anda boleh punya keahlian dan prestasi segudang, tapi rekruter juga penasaran, apa sih yang bisa dan akan Anda lakukan untuk perusahaan? Nah, diharapkan Anda mampu menyampaikan itu dalam cover letter.

2. Menceritakan seluruh pengalaman kerja

Sama halnya dengan CV, menuliskan seluruh pengalaman kerja terdahulu belum tentu membuat Anda menonjol di mata rekruter. Justru tindakan yang paling tepat adalah, cukup dengan memfokuskan pengalaman kerja yang paling relevan dengan bidang yang Anda lamar saat ini. Selanjutnya, tekankan pula keahlian-keahlian yang mampu menunjang performa kerja Anda nantinya.

3. Curhat

Jangan samakan cover letter dengan buku harian. Meski Anda punya pengalaman tidak menyenangkan di kantor lama, misalnya terkena PHK, atau pernah melalui jatuh bangun perjalanan karier sebelum akhirnya menjadi karyawan yang diperhitungkan di perusahaan, cover letter bukanlah tempat yang tepat untuk curhat. Daripada terkesan meminta simpati, lebih baik berusahalah agar Anda dikagumi oleh rekruter, bukan dikasihani.

4. Menulis ‘novel’

Jika panjang maksimal CV yang ideal adalah dua halaman, maka usahakan isi cover letter Anda tak lebih dari satu halaman. Bukan hanya ada kemungkinan sebagian besar isi cover letter Anda membicarakan hal-hal yang tidak perlu, tapi rekruter juga tak punya waktu untuk membaca surat yang panjangnya berhalaman-halaman seperti novel.

5. Menyalin CV

Cover letter bisa diibaratkan sebagai pengantar CV. Dari sanalah rekruter mendapat gambaran singkat mengenai profil diri dan pengalaman-pengalaman Anda. Nah, jika rekruter sudah meminta cover letter, maka yang mereka harapkan adalah informasi yang lebih mendalam. Kalau isinya sama saja dengan CV, maka apa gunanya mereka membaca cover letter?

6. Terlalu biasa

Contoh cover letter atau surat lamaran memang banyak tersedia di Internet, tapi terkadang penggunaan kata atau kalimatnya terlalu kaku dan umum. Misalnya, “Saya percaya saya merupakan kandidat yang paling tepat untuk perusahaan,” atau “Saya mampu bekerja sendiri maupun di dalam tim.” Padahal Anda tentu ingin terlihat menonjol dibandingkan pelamar-pelamar lain, bukan?

Untuk itu, berusahalah untuk memberikan gambaran yang lebih spesifik. Jika Anda bermaksud mengatakan bahwa Anda seorang team player yang baik, utarakan hal tersebut lewat contoh-contoh peristiwa yang pernah terjadi di tempat kerja Anda dulu.

7. Terlalu mengagumi perusahaan

Menunjukkan ketertarikan dan antusiasme Anda pada perusahaan yang dituju merupakan salah satu hal kunci untuk menarik hati rekruter. Akan tetapi, jangan berlebihan dalam mengungkapkannya. Tak apa jika Anda ingin memberikan sanjungan dan pujian tentang perusahaan, tapi ketahuilah batasannya.

8. Typo

Baik dalam CV maupun cover letter, ejaan dalam setiap kata yang ditulis tak boleh luput dari perhatian. Salah menuliskan satu atau dua huruf memang wajar, tapi di mata rekruter hal ini bisa dianggap sebagai kesalahan besar. Termasuk jika menyangkut informasi perusahaan, seperti nama dan jabatan. Jangan malas melakukan riset untuk hal ini, karena Anda tak pernah tahu jika lamaran Anda ditolak oleh suatu perusahaan karena salah menulis nama Manager HRD-nya.

Comments

comments