Ketika Anda sudah tak betah di tempat kerja saat ini dan ingin cepat-cepat resign, setiap kesempatan kerja menarik yang muncul di situs lowongan atau halaman karier perusahaan impian Anda pasti membuat Anda bersemangat. Namun, tentu bukan Anda saja yang mengincar pekerjaan tersebut. Jika di mata perusahaan CV Anda masih kalah memukau dibandingkan pelamar lain, maka kemungkinan besar kabar penolakan lah yang akan Anda terima—atau bahkan tak ada kabar sama sekali.
Nah, dalam kondisi seperti ini, bagaimana jika tawaran yang menghampiri Anda justru tak sesuai dengan harapan atau minat Anda? Bisa jadi karena nama perusahaan atau bisnisnya yang kurang menarik, atau pekerjaannya yang tampaknya kurang mendukung rencana karier Anda. Lantas, ketika recruiter atau HRD perusahaan yang tak Anda minati mengundang interview, haruskah Anda menerimanya?
Kalau masih bingung apakah Anda perlu menjalani interview untuk pekerjaan atau perusahaan yang tak diminati, sebaiknya pertimbangkan dulu untung dan ruginya berikut ini:
Untung
- Mengenal perusahaan lebih jauh
Anda mungkin menilai sebuah perusahaan hanya dari hasil penelusuran di Internet, baik dari website perusahaan, pemberitaan di media online, atau review di Jobplanet. Namun, jika Anda belum pernah mendapatkan informasinya langsung dari pihak perusahaan, maka wawancara kerja ini kesempatan yang tepat.
Seperti yang pernah ditekankan oleh Haryo Suryosumarto dalam Jobplanet Career Talk #1, wawancara kerja merupakan eksplorasi dua arah. Artinya, bukan perusahaan saja yang menggali kualifikasi Anda, tapi Anda sebagai kandidat juga berhak menilai cocok atau tidaknya pekerjaan tersebut dengan Anda.
Dengan mengamati suasana kantor dan berinteraksi dengan HRD atau user, serta memanfaatkan kesempatan bertanya di akhir sesi interview, Anda dapat mengenal perusahaan lebih jauh. Dari situ pula akan terungkap seperti apa budaya kerja, serta hal-hal yang dapat Anda harapkan dari perusahaan.
- Membuka peluang baru
Kalaupun di akhir proses seleksi ternyata pekerjaan tersebut memang bukan untuk Anda, secara tidak langsung Anda telah membuka jalan bagi peluang kerja baru. Apabila perusahaan membuka banyak lowongan, tak menutup kemungkinan Anda akan dipertimbangkan untuk menempati posisi lain yang lebih cocok dengan kualifikasi Anda.
Hal yang sama juga berlaku jika Anda menjalani rekrutmen melalui perantara headhunter. Anda mungkin belum “berjodoh” dengan perusahaan X. Tapi, setidaknya dengan data diri dan CV yang sudah disimpan oleh pihak headhunter, Anda bisa sewaktu-waktu dihubungi kembali untuk dialihkan ke perusahaan lain yang merupakan klien mereka.
Rugi
- Menjalani dengan setengah hati
Perusahaan bisa mengetahui seberapa besar minat kandidat terhadap pekerjaan yang ditawarkan, cukup dengan melihat antusiasme mereka selama interview. Apabila sejak awal Anda kurang tertarik dengan pekerjaan atau perusahaan tersebut, dan tak ada keinginan untuk mengubahnya, maka Anda pasti akan setengah hati menjalani interview.
Seseorang yang tidak antusias akan memberikan usaha yang minim. Bahkan, dia mungkin tak mau mencoba melakukan riset, sehingga menghadapi pewawancara dengan pengetahuan yang seadanya. Kalau kandidatnya sendiri ragu, jangan harap perusahaan bisa diyakinkan untuk mempekerjakan dia sebagai karyawan.
- Membuang waktu
Konsekuensi utama mengikuti rekrutmen di tengah kegiatan sebagai karyawan aktif adalah, tuntutan meninggalkan tanggung jawab selama jam kerja. Anda mungkin bersedia meluangkan waktu dan pikiran demi memperjuangkan karier di perusahaan impian, sehingga sesekali izin keluar kantor rasanya tak akan sia-sia.
Sebaliknya, ketika Anda kabur-kaburan dari kantor untuk menghadiri interview yang Anda sendiri tak yakin ke mana arahnya, maka Anda sama saja membuang-buang waktu. Bisa-bisa ketika pekerjaan mulai terbengkalai karena sering ditinggalkan, undangan interview yang Anda tunggu-tunggu justru baru datang.
Setelah mempertimbangkan untung dan ruginya, harusnya kini Anda bisa memutuskan mana kesempatan rekrutmen yang layak Anda coba. Jika sudah mantap untuk menghadiri interview di sebuah perusahaan, jangan lupa bekali diri Anda dengan kisi-kisi pertanyaan yang ada di Jobplanet, ya!