Apakah Perusahaan Keberatan Mempekerjakan Wanita yang Baru Menikah?

Anda sedang menghadapi masalah pekerjaan dan punya pertanyaan seputar karier dan dunia kerja? Kirimkan pertanyaan Anda melalui email [email protected] dan dapatkan solusinya dari ahli dan praktisi HR berpengalaman di Jobplanet. Mari raih karier yang lebih baik bersama Jobplanet!


Pertanyaan:

Saya wanita, status menikah, umur saya 26 tahun, dan belum punya anak. Saya memiliki pengalaman lima tahun di bidang audit dan keuangan. 

Di perusahaan terakhir, saya bekerja selama satu tahun sebagai asisten manajer accounting-reporting. Saya tidak meneruskan kontrak kerja karena saya punya masalah dengan staf lain, dan kebetulan pada saat itu saya juga ingin fokus mempersiapkan pernikahan.

Sekarang saya sedang mencari pekerjaan kembali, tapi sudah sekitar 5 bulan saya belum juga mendapat pekerjaan yang cocok—mungkin karena saya sekarang lebih selektif.

Ada beberapa poin yang ingin saya tanyakan:

  1. Apakah perusahaan merasa keberatan mempekerjakan wanita menikah yang belum punya anak?
  2. Saya butuh tips, pekerjaan apa saja yang cocok dengan background pengalaman dan status menikah saya sekarang?
  3. Kenapa sekarang perusahaan menargetkan standar yang tinggi?

Saya butuh pencerahan dari Jobplanet mengenai kondisi tersebut.

 

Jawaban:

Terima kasih atas pertanyaannya, di bawah ini adalah jawaban saya:

1. Tidak tepat juga kalau dikatakan perusahaan keberatan mempekerjakan wanita menikah yang belum punya anak. Tapi dari pengalaman saya, memang banyak recruiter yang bertanya pada calon karyawan wanita yang baru menikah, “Apakah ada rencana untuk memiliki anak dalam waktu dekat?”

Pertanyaan ini sebetulnya didasari pada kekhawatiran bahwa ketika calon karyawan tersebut akhirnya bergabung dan tidak lama kemudian hamil, maka perusahaan harus kembali mencari penggantinya selama masa cuti hamil. Akan tetapi, percayalah bahwa tidak semua perusahaan demikian, dan justru banyak yang lebih mempertimbangkan kualifikasi dan kompetensi si calon karyawan daripada hal-hal lain yang relatif tidak terlalu berhubungan dengan kinerjanya.

2. Semua pekerjaan—selama itu sesuai dengan pengalaman dan passion—tentunya akan cocok untuk Anda, terlepas dari status Anda sudah menikah atau masih lajang. Kalau Anda perhatikan, banyak sekali wanita karier dengan status menikah yang sukses dalam pekerjaan, tapi tidak melupakan peran dan tanggung jawabnya sebagai istri yang baik bagi suaminya serta ibu yang mencintai anak-anaknya.

Saya memiliki teman SMA yang berprofesi sebagai Geologis di industri pertambangan, di mana ia cukup banyak menghabiskan waktu di lapangan. Meski begitu, ia tetap bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarganya. Intinya, jangan jadikan status menikah Anda sebagai faktor penghambat dalam menemukan pekerjaan yang tepat.

3. Saya asumsikan standar tinggi yang Anda maksud adalah standar untuk calon karyawan yang dicari oleh perusahaan. Jawabannya sederhana, hal ini dikarenakan iklim kompetisi dunia usaha saat ini memang sangat tinggi, sehingga perusahaan membutuhkan karyawan yang siap berkontribusi bagi kemajuan perusahaan melalui pengetahuan, pengalaman, serta kompetensi yang relevan.

Kemampuan berbahasa asing—minimal Bahasa Inggris—juga menjadi syarat mutlak bagi kebanyakan calon karyawan. Tak hanya itu, mereka juga dituntut untuk memiliki kemampuan interpersonal yang baik agar dapat bekerja sama dalam tim.

Kalau Anda sudah lima bulan mencari pekerjaan dan belum juga mendapatkan yang sesuai, cobalah mengevaluasi diri. Biasanya sampai tahap rekrutmen mana Anda diproses, lalu apa yang kira-kira masih harus Anda tingkatkan?

Kalau Anda mengirimkan banyak lamaran, tapi hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang memanggil interview, cobalah evaluasi dokumen lamaran kerja Anda, termasuk CV. Bisa jadi pekerjaan yang Anda lamar tidak sesuai dengan kualifikasi Anda, atau CV Anda terlalu umum sehingga pihak HRD tidak menemukan sesuatu yang spesial dari diri Anda.

Sementara, kalau Anda sudah sering mendapatkan panggilan interview tapi tidak ada kelanjutannya, maka kemungkinan kemampuan Anda dalam menghadapi interview masih harus diperbaiki.

Ketika kita berani mengevaluasi diri secara objektif, kita akan lebih mudah menemukan kekurangan dalam diri. Dengan begitu, kita jadi tahu apa yang harus diperbaiki sehingga pencarian kerja dapat berjalan lebih mulus.

Saya doakan semoga Anda segera berhasil menemukan pekerjaan yang sesuai dalam waktu dekat.


Tentang Haryo Utomo Suryosumarto

Founder & Managing Director PT Headhunter Indonesia, perusahaan executive search yang mulai berdiri sejak Mei 2009. Lulusan S-1 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan S-2 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini menggabungkan pengetahuan praktis dan pengalaman profesionalnya di dunia HR selama lebih dari 16 tahun terakhir, untuk memberikan pencerahan berupa tips pengembangan karier melalui berbagai artikel serta workshop/seminar di kampus ataupun lingkungan korporasi.

Comments

comments