5 Mitos Anak Magang

Mitos Anak Magang

Magang merupakan salah satu sarana untuk mempersiapkan calon pegawai menghadapi kompetisi di dunia kerja. Kesempatan yang berharga ini pun manfaatnya berlipat ganda bagi mereka dalam mempersiapkan karier. Meski begitu, ada sejumlah “mitos” atau anggapan kurang tepat tentang anak magang yang sering bermunculan. Anggapan-anggapan ini bukan hanya menyebabkan calon peserta waswas menyambut saat-saat magangnya, tapi juga ada kalanya membuat mereka berharap terlalu besar.

Apa saja mitos tersebut, dan seperti apa kebenarannya?

1. Menjadi “pesuruh”

Entah kapan mulanya anggapan ini muncul, namun hingga kini anak magang masih kerap digambarkan sebagai “pesuruh” bagi karyawan-karyawan di kantor. Ingin fotokopi dokumen, bisa minta tolong anak magang. Ingin beli makanan, cukup titip anak magang. Bahkan minum kopi pun minta dibuatkan oleh anak magang.

Walau sesekali keadaan ini masih ditemukan di sejumlah tempat, tapi tidak sedikit pula perusahaan yang benar-benar memberi kesempatan kerja yang berharga untuk karyawan magangnya. Mereka benar-benar dibimbing untuk bekerja layaknya seorang karyawan profesional, sehingga banyak ilmu yang bisa mereka bawa pulang.

“Untuk ukuran pekerja intern/magang, tanggung jawab yang diberikan cukup besar. Kebetulan saat itu saya ditempatkan di divisi yang jumlah orangnya terbatas (2 orang dan satunya adalah expat asli UK) sehingga banyak learning experience yg saya dapatkan.” – Karyawan Perusahaan Konsultan di DKI Jakarta

2. Merupakan syarat kelulusan

Di sejumlah perguruan tinggi, magang merupakan bagian dari Satuan Kredit Semester (SKS), sekaligus syarat kelulusan untuk mahasiswa tingkat akhir. Tak heran, meski banyak yang menyambut antusias momen ini, namun ada pula yang melakukannya dengan terpaksa, semata-mata demi mendapat ijazah serta wisuda tepat waktu.

Faktanya, kerja magang tak hanya berlaku untuk mahasiswa yang diwajibkan oleh perguruan tingginya saja. Semisal Anda adalah mahasiswa tahun kedua, atau baru lulus dari perguruan tinggi, kesempatan ini juga terbuka untuk Anda. Anda hanya cukup menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai perusahaan mana saja yang membuka lowongan tersebut.

3. Tidak digaji

Ada yang mengatakan bahwa anak magang tak mesti menerima upah karena statusnya yang bukan pegawai. Justru mereka beruntung karena dengan pengalaman yang belum seberapa, mereka diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari perusahaan dan berguru langsung kepada para karyawan. Benarkah kenyataannya demikian?

Magang tidak digaji, tidak diberi tunjangan apapun, fasilitas kantor pun masih apa adanya.” – Karyawan Magang Perusahaan Finansial di Yogyakarta

Memang, ada perusahaan yang tidak menggaji karyawan magang, atau sekadar menyediakan makan siang untuk mereka. Tapi, ada juga lho perusahaan yang begitu murah hati memberi imbalan dengan nominal tinggi, bahkan nyaris setara dengan gaji staf tetap di perusahaan-perusahaan lain. Tidak percaya?

mitos anak magang

PT Accenture Indonesia

Untuk tahu gaji karyawan magang perusahaan lainnya, cek di sini.

4. Dijamin jadi karyawan tetap

Kerja magang kerap dianjurkan sebagai jalan pintas untuk menjadi karyawan tetap. Anggapan tersebut memang ada benarnya. Namun, tetap tak ada jaminan bahwa setiap anak magang pasti langsung dipromosikan. Bagaimanapun juga, perusahaan tetap menginginkan bukti kelayakan mereka lewat kinerja yang ditunjukkan selama masa magang.

Pekerjaan yang selalu selesai tepat waktu, inisiatif yang tinggi tanpa menunggu instruksi, serta ide-ide cerdas yang Anda bagikan, bukan tak mungkin sanggup memikat hati atasan, hingga ia tertarik menawari Anda untuk bergabung menjadi karyawan tetap. Siapa tahu sebelum hari wisuda tiba, status bergengsi sebagai karyawan sudah di tangan Anda.

Baca juga:

Pilih Jadi Karyawan Magang atau Karyawan Tetap?

5 Persiapan Wajib Calon Anak Magang

4 Tipe Kerja Magang, Mana yang (Pernah) Anda Jalani?

5. Dianggap anak bawang

Pengalaman anak magang memang belum bisa disandingkan dengan karyawan lain. Namun, apa hal itu lantas membuat mereka dipandang rendah? Belum tentu.

Di perusahaan yang kental akan senioritas, jangankan dengan karyawan magang, antarkaryawan selevel pun bisa terjadi perselisihan. Lain hal jika pada dasarnya perusahaan tersebut punya budaya yang positif, maka para senior pasti selalu siap membimbing si anak magang, bahkan mempercayakan dia untuk memegang peran dalam project besar.

Penasaran perusahaan mana saja yang memberi pengalaman magang yang tak ternilai? Temukan dengan membaca review lengkapnya di Jobplanet!

Comments

comments