3 Alasan Mengapa Tak Perlu Berbohong dalam Wawancara Kerja

Berbohong dalam Wawancara Kerja

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Seorang calon karyawan idealnya akan melakukan persiapan yang maksimal demi diterima di perusahaan idamannya. Mulai dari membeli buku persiapan psikotes agar terbiasa dengan soal-soalnya, mengikuti berita terkini agar percaya diri menghadapi Focus Group Discussion (FGD), melakukan riset perusahaan di situs resmi dan berbagai media, hingga mempelajari kisi-kisi pertanyaan wawancara kerja di Jobplanet.

Sayangnya, ambisi yang berlebihan untuk membuat calon perusahaan terkesan ada kalanya membuat seseorang melakukan hal-hal yang disayangkan. Misalnya, berbohong dalam wawancara kerja. Padahal, itu sebenarnya tidak perlu dilakukan. Mengapa? Simak alasannya berikut ini:

1. Pewawancara bisa membaca bahasa tubuh Anda

Kalau Anda pernah menyimak artikel Jobplanet di sini, ada beberapa gerak-gerik yang tanpa sadar sering dilakukan oleh kandidat yang berbohong ketika diwawancara. Di antaranya, menyentuh hidung atau mulut, berbicara terlalu cepat, dan masih banyak lagi.

Awalnya Anda mungkin menganggap ini sepele. Namun ketahuilah, para pewawancara—terutama HRD yang kebanyakan punya latar belakang pendidikan psikologi—tak akan masuk ke dalam jebakan Anda. Pengalaman berinteraksi dengan berbagai macam karakter dan kepribadian kandidat pun membuat mereka kian lihai dalam membaca bahasa tubuh.

2. Anda mungkin tidak cocok dengan pekerjaannya

Banyak pencari kerja yang masih keliru mengira bahwa wawancara kerja merupakan persoalan benar atau salah. Padahal, sering kali yang menentukan seorang kandidat layak diterima atau tidak adalah masalah kecocokan antara skill dan karakter kandidat dengan posisi yang tersedia.

Ketika pewawancara menanyakan skill atau minat Anda dan jawabannya sesuai harapan perusahaan, peluang untuk lolos tentu lebih besar. Misalnya, dalam wawancara Anda mengaku tertarik dengan bidang sales dan ingin berkontribusi bagi perusahaan, padahal sebenarnya Anda hanya ingin bekerja di perusahaan idaman yang kebetulan tengah membuka posisi sales. Nah, karena jawaban tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, maka jangan kaget kalau baru sebentar bekerja Anda sudah memiliki pikiran untuk resign.

 

 

 3. Perusahaan dapat melakukan background check

Yang harus diantisipasi ketika melakukan wawancara kerja adalah kemungkinan recruiter untuk melakukan background check. Jadi, kalau Anda mengaku sedang bekerja di perusahaan A untuk posisi tertentu, serta menyebutkan sejumlah prestasi yang pernah dicapai, perusahaan dapat saja meminta izin untuk mengonfirmasi hal tersebut kepada atasan Anda.

Selain langsung menghubungi sumber referensi, perusahaan juga dapat menelusuri rekam jejak Anda di Internet. Karena sebagaimana diketahui, pemanfaatan media sosial sudah jadi hal yang lazim di dunia perekrutan. Oleh sebab itu, jangan biarkan kebohongan yang tak perlu ini membuat pekerjaan impian Anda melayang.

Bagaimana? Anda yakin masih mau berbohong dalam wawancara kerja?

Comments

comments