Artikel ini juga dapat dibaca di . |
Mempertahankan karyawan di suatu perusahaan merupakan persoalan yang cukup menantang. Bagaimana tidak? Tiap karyawan tentu menaruh banyak harapan pada tempat kerjanya. Anda pun pasti demikian. Nah, sering kali faktor kenyamanan menjadi pertimbangan utama karyawan dalam memutuskan untuk bertahan atau mencari pekerjaan baru.
“Lingkungan kerja nyaman terutama rekan kerja yang kekeluargaan.” – Karyawan IT Perusahaan Furnitur
“Karyawannya menyenangkan, muda-muda, suasananya santai sehingga menjadi akrab dan bikin betah” – Karyawan Business Development/Consultant Perusahaan Distribusi
Rasa nyaman bisa ditimbulkan oleh hubungan dengan rekan kerja dan atasan, lokasi dan fasilitas kantor, serta beban kerja sehari-hari. Jika kondisi tersebut sudah dirasakan, bukan tak mungkin gaji dan benefit lainnya menjadi pertimbangan nomor sekian. Meski demikian, jangan lantas merasa puas saat Anda merasa nyaman di tempat kerja. Berikut sebabnya:
1. Tak bisa berkembang
Sudah puas dengan apa yang dimiliki cenderung membuat seseorang enggan mengeksplorasi diri. Anda bisa jadi tak berani mencoba kesempatan baru lantaran khawatir kondisinya tak akan senyaman di tempat kerja saat ini. Akibatnya, Anda pun kesulitan berkembang. Nah, kalau sudah begini, jangan kaget bila karier Anda mandek dan tertinggal dari teman-teman yang lain.
2. Bergantung pada orang lain
Punya rekan-rekan kerja yang asyik membuat pekerjaan yang berat jadi lebih ringan. Datang ke kantor bukan lagi beban karena rasanya seperti bertemu dengan keluarga sendiri. Namun, ketika saat satu per satu mulai pergi mengejar karier di tempat lain, besar kemungkinan Anda akan ikut-ikutan resign. Padahal masih banyak kesempatan bagus di sana yang sayang jika dikorbankan hanya karena orang lain.
3. Sulit beradaptasi
Sebagian orang yang sudah menemukan zona nyamannya, lalu dipaksa untuk masuk ke lingkungan baru, biasanya akan kesulitan beradaptasi. Mereka akan terus membanding-bandingkan perusahaan baru dan perusahaan lamanya, mulai dari atasan, rekan kerja, fasilitas kantor, dan lain-lain. Penilaian yang terlalu subjektif seperti ini bisa mengganggu kinerja lho.
“terlalu nyaman, akan sedikit sulit untuk move on atau mencari karir di tempat lain dikarenakan hubungan antara partner dan atasan yang dilandaskan asas kekeluargaan yang cukup kental” – Karyawan Sales Perusahaan Pariwisata
Sebenarnya tak salah mencari tempat kerja yang nyaman. Hanya saja Anda harus segera menyadari ketika rasa nyaman tersebut mulai membawa dampak negatif. Fakta menyebutkan bahwa hanya ada 2% populasi yang mau keluar dari zona nyamannya. Mereka bersedia mengalahkan rasa takut untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Nah, apa Anda bagian dari populasi tersebut?