Pentingnya Bekerja dengan Interval Pendek

Oleh: Haryo Utomo Suryosumarto


 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Apakah Anda sehari-hari termasuk pekerja yang lebih banyak duduk di balik meja dan beraktivitas di depan komputer? Bila jawabannya ya, Anda termasuk orang yang beruntung, karena sebetulnya Anda lebih mudah membuat penyesuaian terhadap metode kerja yang biasa dilakukan.

Pada prinsipnya, bekerja di balik meja lebih banyak menggunakan otak ketimbang otot. Namun, perlu diingat bahwa cara kerja otak sebetulnya tidak jauh berbeda dengan cara kerja otot. Taruh kata, Anda gemar berolahraga lari. Ketika Anda memaksakan otot kaki untuk melampaui batas kemampuannya, maka Anda bisa mengalami kejang otot atau kram yang bisa menyebabkan Anda tak mampu lagi berlari, bahkan kesulitan berjalan untuk sementara waktu.

Meskipun dunia medis tak mengenal istilah kram pada otak, tapi otak juga bisa mengalami gejala serupa otot yang kram. Jika terlalu diforsir, otak akan semakin lambat dalam memroses dan mengolah informasi yang masuk. Artinya, semakin kita memaksa otak untuk bekerja keras, kita pun akan semakin tidak produktif.

Sebenarnya, ada solusi sederhana yang dapat kita lakukan agar tetap produktif. Kenali tanda-tanda otak Anda sudah mulai kelelahan, dan jaga agar ia senantiasa fresh. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya metode bekerja dengan interval pendek. Salah satu metode yang paling populer adalah Pomodoro Technique.

Pomodoro Technique menganjurkan kita mengelola waktu dengan membagi setiap jam (60 menit) dari waktu kerja kita ke dalam empat interval:

  1. 25 menit bekerja dengan intensitas tinggi
  2. 5 menit beristirahat
  3. 25 menit bekerja kembali dengan intensitas tinggi
  4. 5 menit beristirahat kembali

Demikian seterusnya sampai setelah 4 jam atau sekitar 16 interval, Anda diperbolehkan beristirahat selama 60 menit.

Jika kita melihat jam kerja yang umumnya berlaku di Indonesia, teknik manajemen waktu ini bisa diterapkan oleh para profesional. Dengan asumsi mulai bekerja dari jam 8.00, lalu beristirahat pada pukul 12.00 – 13.00, dan kembali bekerja sampai jam 17.00; artinya ada 16 interval yang diikuti dengan satu istirahat panjang pada saat jam makan siang, kemudian dilanjutkan lagi dengan 16 interval hingga berakhirnya jam kantor.

Pada awalnya teknik ini mungkin sulit untuk diimplementasikan, tapi tidak ada salahnya Anda mencoba. Dari pengalaman saya menerapkan teknik bekerja dengan interval pendek, saya merasakan hasil yang cukup efektif untuk membuat otak tetap fresh, sehingga produktivitas pun tetap terjaga.

Pomodoro hanya dapat dilakukan dengan efektif ketika Anda lebih banyak bekerja di balik meja, serta memerlukan fokus dan konsentrasi tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Bahkan mereka yang masih kuliah juga bisa menerapkan Pomodoro Technique sebagai salah satu metode belajar. Namun, bila jadwal Anda sebagian besar diisi dengan meeting bersama klien, teknik ini akan sulit diterapkan.

Kunci sukses melakukan Pomodoro Technique sebetulnya hanya satu: Anda harus melakukan perencanaan kerja terlebih dahulu. Tanpa perencanaan, Anda akan kebingungan untuk menentukan prioritas kerja sehingga teknik ini pun akan sia-sia.

Selamat mencoba Pomodoro Technique, dan buktikan sendiri bahwa bekerja dengan interval pendek dapat meningkatkan produktivitas Anda!


Haryo Utomo Suryosumarto merupakan Founder & Managing Director PT Headhunter Indonesia, perusahaan executive search yang mulai berdiri sejak Mei 2009. Lulusan S-1 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan S-2 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini menggabungkan pengetahuan praktis dan pengalaman profesionalnya di dunia HR selama lebih dari 16 tahun terakhir, untuk memberikan pencerahan berupa tips pengembangan karier melalui berbagai artikel serta workshop/seminar di kampus ataupun lingkungan korporasi.

Comments

comments