Gaya Hidup yang Bisa Menghambat Kesuksesan Seseorang

Gaya Hidup yang Bisa Menghambat Kesuksesan Seseorang

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Kata “sukses” punya makna yang berbeda-beda bagi setiap orang. Namun Anda pasti setuju bahwa semua orang ingin sukses, baik dalam pendidikan, keluarga, maupun karier. Sayangnya, ada satu hal yang tak disangka namun bisa menghambat kesuksesan seseorang, yaitu gaya hidup.

Gaya hidup seperti apa yang bisa menghambat kesuksesan seseorang? Berikut di antaranya:

1. Gaya hidup “smart”

Kecanggihan teknologi telah mengubah banyak hal. Mulai dari telepon genggam, televisi, jam, hingga mobil kini diikuti dengan embel-embel “smart”. Masyarakat pun semakin terbuai dengan kemajuan tersebut. Nah, meskipun menawarkan banyak keuntungan, tapi gaya hidup ini juga bisa merugikan.

Kerugian dari gaya hidup “smart” di antaranya, mengurangi waktu bersosialisasi–yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membangun network. Dengan alasan menerapkan gaya hidup “smart” yang mengandalkan teknologi, banyak orang justru menjadi semakin malas dan tanpa sadar menurunkan produktivitas kerja mereka. Jika Anda tak bisa membatasi diri Anda, ketika berada di kantor, misalnya, Anda justru menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain smartphone ketimbang bekerja.

2. Gaya hidup konsumtif

Rendahnya pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat tahun 2015 lalu tak menghapuskan fakta bahwa setiap tahun masyarakat Indonesia kian konsumtif. Anda tentu sudah tak asing lagi melihat seseorang mengantongi lebih dari satu gadget, mengerjakan tugas-tugas kuliah atau pekerjaan kantor di kafe, serta bepergian ke mal setiap hari.

Faktanya, gaya hidup konsumtif cenderung menghambat kesuksesan seseorang secara finansial. Impian untuk punya rumah sebelum usia 30 atau membangun bisnis dengan modal sendiri jadi lebih sulit dicapai jika Anda menjalani gaya hidup yang boros ini. Alhasil, gaji yang tinggi pun tak lagi berpengaruh.

3. Gaya hidup instan

Anda mungkin mengira segala sesuatu yang instan selalu lebih baik, padahal nyatanya tidak. Terbiasa dengan hal-hal instan cenderung membuat seseorang bersikap manja, tak mau berusaha, dan kurang menghargai proses.

Menginginkan segala sesuatu yang serba cepat disebut-sebut merupakan karakteristik generasi millennial. Mereka ingin langsung dapat gaji tinggi di pekerjaan pertama, padahal tiap perusahaan punya standar gaji yang berbeda-beda. Mereka juga ingin cepat-cepat resign dan pindah kerja karena bosan, padahal kebiasaan berpindah-pindah kerja berpotensi membunuh karier mereka.

Sebetulnya Anda boleh saja menjalani kehidupan yang modern, namun tetaplah bijak dalam  bertindak. Manfaatkan keuntungan dari tren gaya hidup ini dengan baik, namun jangan biarkan karier Anda menjadi terhambat karenanya.

Comments

comments