Terlalu Sering Berpindah Kerja, Benarkah Bisa Membunuh Karier?

terlalu sering berpindah kerja

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Para pekerja yang datang dari generasi millennial dikenal paling sering melakukan job-hopping alias berpindah kerja dalam waktu singkat. Tindakan ini banyak mendapat pandangan negatif, bahkan orang-orang yang melakukannya kerap dijuluki “kutu loncat”.

Para “kutu loncat” dianggap mudah bosan, tidak mampu bekerja di bawah tekanan, tidak berani menghadapi tantangan, dan lain sebagainya. Tentu saja semua itu belum tentu benar. Namun, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, benarkah terlalu sering berpindah kerja bisa membunuh karier seseorang?

Dari sudut pandang perusahaan, merekrut pelamar yang memiliki latar belakang sering berpindah-pindah kerja akan membutuhkan lebih banyak pertimbangan. Biasanya, sebagian besar recruiter akan menilai terlebih dulu, berapa lama masa kerja calon karyawan mereka di perusahaan-perusahaan sebelumnya. Jika misalnya, dalam satu tahun Anda bisa dua hingga tiga kali berpindah kerja, maka recruiter cenderung akan menyangsikan kelayakan Anda untuk bergabung di perusahaannya.

Job-hopping harus dengan alasan tepat

Di sisi lain, jika dilakukan dengan alasan yang tepat, job-hopping tak akan membunuh karier tapi justru akan menguntungkan Anda. Menurut Laurie Lopez, Partner/Manager of Business Development di WinterWyman, sebuah agensi yang fokus pada rekrutmen dan headhuntingjob-hopping memungkinkan para pekerja bidang teknologi untuk mengembangkan pengetahuan teknis mereka. Tentu saja Anda yang bergelut di bidang lain juga bisa mendapat keuntungan dari job-hopping, selama didasari oleh alasan yang masuk akal serta masih dalam rentang waktu yang wajar.

Hindari melakukan job-hopping hanya karena hal-hal kecil. Misalnya, karena enggan menerima tanggung jawab baru yang diberikan perusahaan, merasa tidak cocok dengan lingkungan kerja, atau alasan-alasan lain yang memposisikan diri Anda sebagai “korban”. Padahal nyatanya, yang harus diperbaiki adalah mindset Anda saat menerima tantangan dalam bekerja. Jika Anda berhenti karena alasan-alasan itu, maka apapun dalih yang Anda gunakan pasti akan terbaca oleh HRD pada saat wawancara kerja.

Pada intinya, dampak job-hopping terhadap karier Anda sangat bergantung pada apa yang mendasari keputusan Anda. Yang pasti, jika Anda sudah mantap untuk mencari kesempatan di tempat lain, jangan lupa untuk melakukan riset di Jobplanet dan membaca dulu review tentang perusahaan yang ingin Anda tuju. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apakah calon perusahaan Anda yang baru memberikan kesempatan bagi Anda untuk meningkatkan karier, atau malah tak ada bedanya dengan perusahaan lama Anda?

Comments

comments