Cover Letter dan Motivational Letter, Apa Bedanya?

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Cover letter dan motivational letter mungkin sudah tidak asing lagi di telinga sejumlah pencari kerja dan mahasiswa. Namun, terkadang pemahaman terhadap kedua jenis surat ini membuat sebagian orang bingung. Pasalnya, keduanya memiliki kegunaan yang sama, yakni untuk menyampaikan maksud dan tujuan pelamar. Tak heran, banyak orang—terutama fresh graduate—sering mengira bahwa isi cover letter dan motivational letter pun sama.

Lantas, apa sebenarnya perbedaan cover letter dan motivational letter? Simak ulasan Jobplanet berikut ini:

Cover Letter

Cover letter umumnya dibuat ketika hendak melamar kerja ke suatu perusahaan. Sebagai pelengkap CV, cover letter berguna untuk menyampaikan maksud dan tujuan Anda melamar ke perusahaan tersebut. Di samping itu, cover letter juga diisi dengan penjelasan mengenai pengalaman, skill, dan prestasi yang Anda miliki, khususnya yang belum tercantum di dalam CV. Karena itulah, cover letter sangat penting dan bisa meningkatkan peluang Anda diterima bekerja oleh perusahaan.

Isi dari cover letter harus ringkas, tapi tetap menarik. Anda cukup menjabarkan pengalaman dan keahlian yang paling relevan dengan posisi yang Anda lamar. Pastikan juga Anda tidak sekadar menyalin apa yang dapat dibaca oleh HRD di CV. Jika Anda memiliki segudang pengalaman, cukup garis bawahi saja satu atau dua di antaranya yang paling menonjol, yang menurut Anda bisa menjadi alasan kuat bagi perusahaan untuk mempekerjakan Anda.

Banyaknya CV dan cover letter yang diterima oleh recruiter membuat mereka jarang membaca isi cover letter secara lengkap dan detail. Oleh karena itu, buatlah cover letter yang ringkas namun berbobot, sehingga peluang inti pesan Anda sampai kepada recruiter pun lebih besar. Nah, untuk menulis cover letter yang baik, hindari delapan kesalahan yang ada di sini.

Motivational Letter

Kalau cover letter ditujukan kepada perusahaan yang sedang membuka lowongan, motivational letter lebih ditujukan kepada institusi pendidikan. Misalnya, ketika Anda ingin melanjutkan studi dan mendaftar ke perguruan tinggi atau program beasiswa. Meskipun motivational letter juga berisi maksud dan tujuan beserta pengalaman yang dimiliki pelamar, namun penjelasannya tidak sesingkat cover letter.

Motivational letter harus ditulis dengan lengkap dan komprehensif, sehingga institusi yang dituju dapat melihat sebesar apa motivasi Anda untuk menempuh pendidikan tinggi atau menerima beasiswa yang ditawarkan. Meski begitu, karena dianjurkan untuk menulis secara detail, bukan berarti Anda jadi berlebihan dalam menyampaikan informasi. Menuliskan kisah masa kecil sebenarnya lazim ditemukan dalam motivational letter, tapi jika tidak relevan lebih baik Anda urungkan niat tersebut.

Sebelum mulai menulis motivational letter, Anda wajib membaca isi persyaratan dari institusi yang ingin Anda tuju dengan saksama. Sebab, tidak jarang mencantumkan poin-poin apa saja yang perlu Anda cantumkan dalam motivational letter, berikut panjang halaman maksimal yang diperbolehkan. Jika tidak disebutkan, Anda bisa membatasi isi surat Anda sampai dua halaman saja. Dua halaman surat seharusnya cukup untuk memaparkan semua hal yang perlu Anda sampaikan.

Bagaimana, Planeters? Sudah tidak terkecoh lagi kan dengan perbedaan cover letter dan motivational letter?

Mulai sekarang, saat akan melamar kerja, Anda tak perlu lagi membuat tulisan yang terlalu panjang layaknya akan melamar S2 atau program beasiswa. Percayalah, recruiter lebih terkesan dengan cover letter yang singkat, namun berkualitas. Untuk itu, persiapkanlah cover letter terbaik Anda sembari mengecek review perusahaan dan kisi-kisi wawancaranya di Jobplanet!

Comments

comments