5 Perbuatan Tidak Profesional yang Sering Dilakukan Karyawan

5 Perbuatan Tidak Profesional yang Sering Dilakukan Karyawan

Terjun ke dunia kerja memang penuh tantangan. Sekalipun berada di lingkungan startup yang budayanya santai, profesionalitas pun harus tetap dijaga. Jangankan first jobber, karyawan berpengalaman pun banyak yang tanpa sadar masih sering melakukan perbuatan-perbuatan tidak profesional.

Berikut beberapa tindakan tidak profesional yang tanpa sadar sering dilakukan oleh karyawan:

1. Tidak responsif

Setiap e-mail yang masuk, termasuk yang datangnya dari klien atau partner kerja perusahaan, serta pesan singkat dari kolega dan atasan sebaiknya Anda tanggapi sesegera mungkin. Apa lagi yang sifatnya mendesak, mau tak mau Anda harus mengutamakannya. Inilah mengapa setiap karyawan harus memerhatikan prioritas kerja.

Hal yang sama juga berlaku pada telepon kantor. Jangan hanya karena malas mengangkat, Anda membiarkan telepon berdering hingga lebih dari tiga kali. Bayangkan jika Anda berada di posisi penelepon, Anda mungkin akan merasa jengkel karenanya.

2. Defensif

Berbuat salah itu wajar, sekalipun dalam pekerjaan yang sebenarnya dikuasai. Namun, jika Anda bersikap defensif dan tak mau mengakui kesalahan yang Anda lakukan, bagaimana Anda dapat belajar dari kesalahan itu? Anda akan mencari beribu-ribu alasan agar terbebas dari tanggung jawab. Nah, kalau ini sudah jadi kebiasaan, jangan harap perusahaan mau memberi toleransi untuk sikap Anda.

3. Menunjuk orang lain

Menjadikan orang lain sebagai kambing hitam sebenarnya masih merupakan bagian dari sikap defensif. Demi membersihkan nama sendiri, Anda lantas mencari karyawan lain atau rekan kerja untuk disalahkan. Mengambinghitamkan orang lain hanya akan mengundang perselisihan, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk praktik politik kantor!

4. Mudah tersinggung

Berbuat salah berarti harus siap menerima konsekuensinya, termasuk untuk ditegur dan dimarahi atasan. Jika sifat atasan Anda agak keras, maka bersiaplah menerima omelan-omelan yang terkadang bisa menyinggung perasaan. Dengarkan dan terima setiap feedback yang menyangkut pekerjaan, sementara sisanya cukup Anda lupakan.

5. Membawa urusan pribadi

Seorang karyawan yang profesional harus bisa memisahkan urusan pribadi dari pekerjaannya. Masalah yang sedang dihadapi di rumah tak boleh mengganggu pikirannya di kantor, apalagi sampai digunakan sebagai senjata untuk menarik simpati. Nyatanya, semua orang punya masalah pribadi kok. Hanya saja yang membedakan adalah cara mereka menyikapinya.

Comments

comments