5 Cara Menangani Karyawan yang Sering Terlambat

Cara Menangani Karyawan yang Sering Terlambat

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Ketika merekrut karyawan, setiap perusahaan tentunya mencari kandidat yang qualified dilihat dari pengalaman, keterampilan, dan prestasinya. Sayangnya, banyak faktor penting lain yang sering luput dari perhatian dan penilaian perusahaan, salah satunya kedisiplinan. Meskipun seorang karyawan sangat unggul di bidang yang dia geluti, tapi jika dia punya kebiasaan datang terlambat, maka produktivitas karyawan lain akan ikut terganggu.

Lantas, bagaimana cara HRD dan para manager menangani karyawan-karyawan yang sering terlambat?

1. Cari tahu penyebabnya

Ketika ada karyawan yang bermasalah, mungkin cara paling mudah dan praktisnya adalah dengan menjatuhkan sanksi. Sejumlah perusahaan di sini ada yang mengancam karyawan yang terlambat dengan memotong gaji, uang makan, atau hak cuti dengan tujuan untuk membuat jera. Namun, sebenarnya masalah yang sama sangat mungkin terulang jika HRD atau para atasan tidak tahu pasti apa penyebab di balik kebiasaan buruk karyawan tersebut.

Sesungguhnya, cara paling efektif untuk menemukan akar permasalahan adalah dengan menggunakan pendekatan personal, yakni secara langsung mengkomunikasikan perihal tersebut dengan “si pelaku”. Sebab, bisa jadi kebiasaan karyawan ini dipicu oleh masalah pribadi yang serius, atau bahkan masalah dari dalam perusahaan itu sendiri.

2. Mencari solusi bersama

Setelah akar permasalahannya ditemukan, coba tawarkan solusi berupa langkah-langkah yang bisa diambil oleh karyawan untuk mengubah kebiasaannya. Misalnya, jika penyebab dia sering terlambat adalah karena lalu lintas menuju kantor, Anda bisa bantu mencarikan alternatif transportasi lain. Namun, jika memang tidak memungkinkan—misalnya, karyawan tersebut harus lebih dulu mengantar istrinya yang sedang hamil ke tempat kerja, maka perusahaan bisa mempertimbangkan untuk memberinya opsi jam kerja lain.

Di perusahaan startup khususnya, hal yang demikian harusnya bukan masalah besar. Selama karyawan mampu bersikap komunikatif, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, serta memiliki komitmen terhadap perusahaan dan timnya, seharusnya hal itu tak akan jadi masalah.

3. Monitor secara aktif

Anda tentu tidak mungkin setiap saat mengingatkan karyawan agar tiba di kantor tepat waktu. Apalagi kalau Anda bekerja di bagian HRD dengan ratusan karyawan lain yang harus ditangani. Akan tetapi, setidaknya Anda bisa membuat pengecualian kepada karyawan-karyawan yang memang perlu dipantau atau membutuhkan perhatian khusus.

Untuk upaya maksimal, sebaiknya Anda aktif berkoordinasi dengan supervisor atau rekan satu divisi karyawan tersebut. Setelah itu, lakukan review secara berkala serta berikan feedback atas kemajuan si karyawan, sehingga dia sadar bahwa perusahaan menanggapi persoalan ini dengan sungguh-sungguh.

4. Beri penghargaan

Jika ada sanksi dan hukuman, maka harus ada pula penghargaan. Pemberian penghargaan alias reward oleh perusahaan penting dilakukan agar setiap karyawan mau bekerja lebih giat dan semangat untuk meningkatkan performanya. Nah, hal yang sama juga bisa diterapkan dalam menangani kasus karyawan yang sering datang terlambat. Manajemen dapat memberikan penghargaan secara rutin kepada karyawan-karyawan berprestasi atau yang paling disiplin.

Penghargaan ini tak mesti berupa insentif besar seperti yang banyak diterima oleh pekerja sales. Imbalan sederhana seperti voucher belanja atau makan, hingga piagam penghargaan pun bisa memacu hasrat berkompetisi karyawan untuk menjadi yang terbaik.

5. Evaluasi aturan perusahaan

Jika kebiasaan datang terlambat tidak lagi dilakukan oleh segelintir karyawan saja, melainkan banyak karyawan dari berbagai divisi, maka ini saatnya mengevaluasi aturan-aturan yang diberlakukan oleh perusahaan itu sendiri. Bisa jadi ketentuan jam kerjanya memang terlalu pagi untuk karyawan, atau tingginya load kerja membuat mereka harus sering lembur sehingga kehabisan tenaga untuk beraktivitas dengan maksimal esok harinya.

Sesungguhnya tak selamanya aturan yang lebih ketat itu lebih baik. Jika keadaan memang memaksa, tidak ada salahnya Anda ringankan kebijakan perusahaan yang sudah ada. Misalnya, memperbolehkan karyawan kerja remote selama bisa berkomitmen dengan tugas-tugasnya, atau membuat aturan jam kerja yang lebih longgar, di mana karyawan boleh datang ke kantor jam berapa saja asalkan memenuhi total jam kerja yang ditentukan.

Hal terakhir yang tak kalah penting, perusahaan juga perlu menanamkan kesadaran dalam diri setiap karyawan akan pentingnya tugas-tugas dan tanggung jawab mereka. Bekerja dengan baik dan bertanggung jawab tak hanya bermanfaat bagi perkembangan dan keberlangsungan perusahaan, tapi juga bagi kemajuan diri karyawan itu sendiri.

Comments

comments