4 Alasan Fresh Graduate yang Aktif Berorganisasi Lebih Mudah Dapat Kerja

Aktif Berorganisasi Lebih Mudah Dapat Kerja

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Selama tahun-tahun perkuliahan, banyak mahasiswa yang belum menyadari pentingnya berorganisasi. Ada yang ikut-ikutan untuk sekadar memenuhi syarat kelulusan, namun sayang kontribusinya kurang aktif. Ada pula yang sama sekali tak terlibat dalam organisasi apapun, sehingga mendapat julukan mahasiswa “kupu-kupu” alias kuliah-pulang-kuliah-pulang.

Waktu yang terbuang percuma ini sering kali menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Padahal, seandainya para fresh graduate tersebut menggunakan kesempatan semasa kuliahnya dengan baik, usaha mereka untuk mendapat pekerjaan pertama pasti lebih mudah.

Mengapa? Berikut ini alasannya:

1. Dimudahkan oleh koneksi

Mahasiswa yang aktif berorganisasi biasanya punya banyak kenalan. Tak hanya teman-teman seangkatan, tapi juga dari kalangan senior, alumni, hingga pihak luar perguruan tinggi. Nah, jika seorang anggota organisasi dibimbing oleh alumni yang kini bekerja di perusahaan ternama, bukan tak mungkin lho sebelum wisuda dia sudah mendapat kesempatan kerja dari si alumni tersebut.

Dimudahkan dalam mendapat pekerjaan bukan berarti tanpa usaha. Koneksi para “aktivis” organisasi ini mungkin hanya membantu untuk membuka jalan saja, namun yang menentukan hasil akhirnya tetaplah si kandidat itu sendiri. Apabila usaha dan persiapannya kurang, rekomendasi dari orang dalam pun tentu tak akan membantu.

2. CV lebih menarik

Menulis CV adalah tantangan tersulit bagi fresh graduate yang dulunya mahasiswa “kupu-kupu”. Namun, tidak demikian dengan mereka yang pernah menjadi Ketua UKM atau sering terlibat dalam kepanitian acara-acara kampus. Bukan hanya lebih lancar menulis CV, tapi di mata recruiter pun, CV yang ‘ramai’ seperti ini jelas lebih menarik.

Selain menandakan sosok lulusan yang tak hanya berbekal hard skill, tapi juga soft skill, banyaknya pengalaman organisasi yang tercantum di CV juga dapat mendongkrak IPK yang kurang memuaskan. Jadi, sekalipun ada kandidat lain yang IPK-nya lebih tinggi, tak menutup kemungkinan peluang mereka untuk dipanggil wawancara tetap lebih besar.

3. Lebih percaya diri

Keahlian memimpin mahasiswa biasanya terbentuk lewat keterlibatan di organisasi. Ditambah lagi dengan kebiasaan mengemukakan pendapat saat rapat, maka kemampuan berpikir kritis jadi meningkat, wawasan pun semakin luas. Nah, orang-orang dengan wawasan yang luas umumnya lebih percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain.

Seorang fresh graduate yang semasa kuliah aktif berorganisasi cenderung lebih percaya diri ketika mencari pekerjaan. Selain karena CV yang lebih berbobot, saat wawancara pun mereka bagaikan punya amunisi yang cukup untuk menjawab pertanyaan HRD dan calon atasan. Pewawancara pun tentunya lebih menghargai kandidat yang demikian.

 

 

4. Siap di dunia kerja

Selain keahlian memimpin, kegiatan organisasi juga menuntut mahasiswa untuk pandai membagi waktu. Kesibukan menyambut acara-acara kampus atau keharusan menghadiri rapat setelah kuliah membuat mereka terbiasa menjalani aktivitas yang padat, bahkan hingga malam hari. Fisik dan mental yang kuat tentu sangat dibutuhkan di sini.

Tuntutan berat yang dihadapi mahasiswa ketika berorganisasi secara tidak langsung melatih mereka agar siap menghadapi kerasnya dunia kerja. Manajemen waktu, kedisiplinan, serta kemampuan memecahkan masalah merupakan bekal berharga yang mereka dapatkan dari sana. Tak heran kalau banyak perusahaan yang lebih mengutamakan kandidat yang aktif berorganisasi daripada yang hanya ber-IPK tinggi.

 

Comments

comments