3 Bahasa Tubuh Pewawancara yang Harus Diantisipasi

Bahasa Tubuh Pewawancara

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Selama proses pencarian kerja, seorang kandidat akan bertemu dengan berbagai tipe pewawancara. Pewawancara ini bisa jadi merupakan tim HRD atau user yang akan menjadi atasan Anda. Bagi Anda pencari kerja baru, pengalaman interview pertama biasanya jadi sesuatu yang tak akan terlupakan. Rasa gugup dan tegang sudah jadi hal yang lumrah dialami fresh graduate. Namun sebagai calon pemain baru di dunia kerja, ada banyak hal yang belum mereka antisipasi. Salah satunya adalah bahasa tubuh pewawancara.

Bahasa tubuh pewawancara membawa banyak arti, baik positif maupun negatif. Nah, mengantisipasinya sejak awal akan mempersiapkan Anda untuk segera menyusun strategi, serta menyesuaikan kondisi agar wawancara tetap berjalan mulus. Berikut ini bahasa tubuh utama pewawancara yang perlu Anda ketahui:

1. Tidak membuat kontak mata

Selama interview berlangsung, idealnya pewawancara hanya mengarahkan pandangannya pada dua hal, yaitu pada kandidat serta CV-nya. Namun ketika matanya mulai melihat-lihat ke arah lain, maka kemungkinannya antara ia sedang terdistraksi, atau ia memang tidak tertarik dengan si kandidat.

Seandainya Anda menangkap sinyal tersebut saat wawancara, jangan panik. Jika rasanya Anda sudah berbicara terlalu lama, segeralah masuk ke inti jawaban tanpa perlu bertele-tele. Sebab, bisa jadi pewawancara sudah merasa bosan. Sebaliknya, Anda bisa langsung pikirkan jawaban kunci yang akan mencuri perhatiannya kembali.

2. Senyum menyeringai

Ketika pewawancara melemparkan senyuman menyeringai—terutama saat kandidatnya sedang berbicara, sadar atau tidak ia telah menciutkan nyali mereka. Kandidat mungkin langsung bertanya-tanya, apakah jawabannya salah? Apakah ia akan ditolak? Serta bermacam-macam dugaan lain yang mengganggu konsentrasinya.

Jika Anda mengalami hal tersebut, jangan lantas membuat asumsi. Lebih baik tanyakan lebih lanjut apabila ada hal lain yang ingin diketahui pewawancara terkait pertanyaan sebelumnya. Dengan begitu, Anda jadi punya kesempatan untuk memperbaiki suasana.

3. Tersenyum sambil mengangguk

Bahasa tubuh yang ketiga ini umumnya merupakan pertanda baik. Artinya, pewawancara setuju dengan jawaban Anda, atau paling tidak ia memperhatikan Anda. Contoh reaksi serupa juga bisa ditandai dengan pewawancara mengulang kalimat yang Anda ucapkan. Jika demikian, jagalah suasana positif ini hingga akhir wawancara, sambil melakukan hal-hal yang akan menjadi nilai tambah Anda di mata pewawancara.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda!

Comments

comments