Waspadai Praktik Bullying di Lingkungan Kerja

bullying di tempat kerja

Aksi bullying atau penindasan di lingkungan sosial kian hari kian mengkhawatirkan. Tindakan ini membawa banyak efek negatif, terutama bagi pihak korban. Jika Anda mengira peristiwa ini hanya dialami oleh kalangan anak-anak dan remaja, Anda salah. Kenyataannya, masih banyak orang yang bekerja masih menjunjung senioritas dan mengintimidasi para junior di kantor.

Contoh-contoh praktik bullying di lingkungan kerja, misalnya mengambinghitamkan rekan kerja di hadapan bos, mengomeli dan mempermalukan junior di depan karyawan satu kantor, bahkan mendiskriminasi rekan kerja karena perbedaan ras.

Di bawah ini beberapa keluhan karyawan di beberapa perusahaan yang mengalami atau menemukan tindakan-tindakan bullying di tempat kerjanya.

bullying di bank

bullying di perusahaan bahan makanan

bullying di perusahaan car leasing

bullying di kantor notaris

Tidak ada dampak positif yang ditimbulkan oleh praktik bullying di tempat kerja. Sebaliknya, tindakan ini justru merugikan banyak pihak. Bullying dapat menyebabkan stres, tekanan, serta menurunkan kinerja karyawan. Koordinasi antarkaryawan pun terhambat dan suasana kerja menjadi tidak nyaman. Alhasil, produktivitas perusahaan jadi terkena imbasnya.

Jika Anda korban bullying di tempat kerja, ikuti empat langkah ini:

1. Jangan terpancing emosi

Ketahuilah bahwa sebenarnya pelaku bullying melakukan perbuatannya dikarenakan ketidakpercayaan diri. Nah, cara mereka menutupi kekurangan ini adalah dengan menekan orang lain. Untuk itu, Anda tidak perlu terpancing emosi jika pelaku bullying sedang beraksi, karena sesungguhnya mereka tidak memiliki kekuasaan apapun atas diri Anda.

2. Hadapi pelaku

Memperlihatkan kelemahan Anda kepada pelaku bullying hanya akan membuat mereka semakin haus untuk menindas Anda. Sebelum itu terjadi, beranikan diri untuk melakukan konfrontasi dengan pelaku. Tidak perlu secara kasar, tanyakan apa yang menjadi masalah dan alasan mereka mengintimidasi Anda. Percayalah, komunikasi selalu menjadi jalan keluar terbaik.

3. Dokumentasikan setiap peristiwa

Buat dan simpan dokumentasi akan setiap peristiwa yang kira-kira akan dimanfaatkan pelaku bullying untuk menjatuhkan Anda. Jika rekan kerja gemar mengambinghitamkan orang lain di hadapan bos, maka siapkan bukti kuat agar Anda tidak menjadi korban lagi.

4. Kenali batasan

Jika perbuatan rekan kerja sudah kelewatan hingga mengancam karier Anda, sampaikan kondisi ini kepada atasan atau HRD perusahaan—tentunya dengan bukti dan alasan yang kuat. Bisa jadi, selama ini bukan cuma Anda lho yang menjadi korban.

Jika Anda hendak melamar atau pindah kerja, pastikan bahwa calon kantor baru Anda memiliki lingkungan kerja yang kondusif, yang tidak penuh senioritas serta praktik bullying. Agar tidak terjebak, cari tahu seluk-beluk perusahaan yang Anda lamar terlebih dulu di sini.

Comments

comments