Artikel ini juga dapat dibaca di . |
Tren menikah muda sedang naik daun belakangan ini. Tak bisa dipungkiri bahwa tingginya aktivitas masyarakat di media sosial menjadi salah satu pemicunya. Indahnya kehidupan pernikahan yang tergambar di sana membuat banyak orang muda, tak terkecuali wanita, tak sabar ingin segera merasakannya. Karier yang baru dibangun pun rela dikesampingkan demi mewujudkan mimpi tersebut.
Setelah menikah, para wanita muda ini harus membuat keputusan berikutnya: apakah akan vakum atau tetap bekerja? Dengan bertambahnya tanggung jawab pascapernikahan, tak heran jika mereka dilanda kebingungan dalam menentukan pilihan yang terbaik. Jika Anda mengalami situasi yang sama, simak ulasan berikut ini:
- Faktor finansial
Keputusan untuk berumah tangga tidak lantas menunjukkan kematangan karier seseorang. Banyak pasangan yang sama-sama baru merintis karier, namun sudah berani memikul tanggung jawab sebagai suami istri, atau bahkan sebagai orang tua. Pertanyaannya, apakah penghasilan satu orang saja cukup untuk menutupi kebutuhan hidup berdua atau lebih?
Untuk mendapat jawabannya, diskusikan hal ini secara terbuka dan buatlah perhitungan yang jelas. Jika suami Anda bekerja di industri migas atau sektor BUMN yang menjamin karier yang mapan serta pemasukan yang stabil, maka Anda bisa rihat sejenak dari kehidupan sebagai wanita karier. Jika tidak, maka meneruskan pekerjaan Anda saat ini mungkin memang keputusan terbaik.
- Lamanya vakum
Sejumlah pasangan ingin menikmati hangatnya masa-masa awal menikah sambil mengenal lebih jauh sifat dan kepribadian satu sama lain. Mereka tak rela jika momen berharga ini terlewatkan karena kesibukan di kantor. Akan tetapi, apabila ada niat untuk kembali bekerja suatu hari nanti, mereka harus tetapkan kapan hari tersebut akan datang.
Ketahuilah bahwa lamanya vakum akan menentukan kesempatan Anda untuk diterima bekerja di suatu perusahaan. Perusahaan cenderung sulit mempertimbangkan pelamar yang terlalu lama menganggur, apa lagi jika sebelum menikah ia belum punya cukup banyak pengalaman. Bisa-bisa di usia yang sudah matang, Anda tetap dinilai selevel dengan fresh graduate. Apakah Anda siap menerima hal itu?
- Alternatif lain
Anda mungkin lebih condong dengan keputusan untuk resign setelah menikah dan fokus mengurus keluarga. Akan tetapi, jika masalah finansial dan kemungkinan sulit mendapatkan pekerjaan lagi menjadi kekhawatiran Anda, maka Anda bisa mempertimbangkan alternatif lain, yakni menjalankan usaha kecil-kecilan.
Selain waktu yang fleksibel, Anda bisa menambah penghasilan keluarga dari berwirausaha. Terlebih lagi dengan peluang di media online yang terbuka lebar. Untuk jangka panjang pun pengalaman ini akan menjadi portfolio Anda ketika mencari kerja. Pelamar yang penuh kerja keras dan selalu menjaga produktivitas umumnya mudah menarik hati perusahaan, lho.
Nah, sekarang sudahkah Anda mantap dengan pilihan yang akan diambil?