Mendapatkan pekerjaan bagus di perusahaan idaman tentu menjadi harapan banyak orang. Sayangnya, tidak banyak orang yang beruntung bisa mendapatkan pekerjaan impian di perusahaan idamannya. Kendalanya bukan hanya talenta, karena ternyata banyak pula orang yang pandai dan bertalenta terjebak pada pekerjaan yang kurang sesuai dengan talenta mereka, atau pada perusahaan yang tidak sesuai dengan harapan mereka.
Apa sebenarnya yang perlu dilakukan oleh karyawan dan pencari kerja untuk menghadapi tantangan perekrutan hingga bisa memenangkan persaingan di dunia kerja? Apa yang dapat mereka lakukan untuk mengembangkan karier dan meraih resolusi karier yang lebih baik? Pertanyaan-pertanyaan itu terjawab dalam acara diskusi santai bertajuk Obsat yang digelar pada 8 Februari 2017 lalu di Beranda Kitchen, Jakarta.
Acara yang merupakan hasil kolaborasi Jobplanet dengan Beritagar.id ini mengangkat tema “Sukses Berkarier di Era Digital” dan menghadirkan empat pembicara yang juga praktisi di bidang sumber daya manusia (SDM). Mereka adalah Kemas Antonius (Chief Product Officer Jobplanet Indonesia), Alexander Sriewijono (People Development Consultant dan Founder Daily Meaning), Monica Oudang (Human Resources Director PT Go-Jek Indonesia), dan Gema Buana Putra (Head of Human Capital Management PT Bukalapak.com).
Acara diskusi tersebut dimoderatori oleh Kristin Amelina dari Beritagar.id dan dihadiri oleh lebih dari 60 orang netizen yang juga karyawan dari berbagai latar belakang dan usia: first jobbers maupun karyawan senior, staf maupun manajer, dari berbagai perusahaan dan bidang pekerjaan.
Berikut ini Jobplanet rangkumkan beberapa pertanyaan menarik berikut dengan jawaban dari para pembicara.
Apakah definisi sukses itu?
Menurut Alexander Sriewijono, sukses adalah apa yang paling Anda suka lakukan untuk memberi manfaat kepada orang lain. Dalam acara ini, dia juga menjelaskan tentang konsep IKIGAI, bahwa kesuksesan karier dapat dilihat sesuai dengan kebutuhan tiap individu. IKIGAI juga merupakan kombinasi dari kesenangan, keahlian, menjawab kebutuhan perusahaan, serta melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain.
Pria yang akrab disapa Alex ini juga menambahkan bahwa ada tiga jenis kebahagiaan untuk profesional, yakni pleasure, passion, dan higher purpose meaning. Kebutuhan setiap karyawan berbeda. Bukan hanya gaji yang menjadi tolok ukur, tapi juga fleksibilitas waktu hingga kebutuhan akan pembelajaran di perusahaan.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka? Bagaimana cara mengukur tingkat kepuasaan karyawan?
Kemas Antonius mengungkapkan bahwa gaji dan tunjangan masih menjadi salah satu faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka. Selain itu, dunia kerja yang sehat, budaya perusahaan yang baik, dan jenjang karier juga menjadi faktor yang menentukan penilaian karyawan.
Ia juga memaparkan tingkat kepuasan karyawan dari Indonesia berdasarkan kelompok usia. Menurutnya, kebanyakan karyawan di usia 26–35 tahun belum puas terhadap kehidupan karier mereka, karena mereka memiliki beragam kebutuhan yang ingin dicapai.
Kemas menambahkan, tingkat kepuasan justru banyak dirasakan oleh fresh graduate, karena dalam bekerja mereka masih mengutamakan keinginan untuk belajar dan mencari pengalaman. Mereka tidak terlalu memikirkan soal gaji.
Dalam acara Obsat, Kemas juga memaparkan riset Jobplanet tentang tingkat kesetiaan karyawan dari berbagai generasi. Menurutnya, Generasi Milenial sangat berbeda dengan generasi terdahulu, yakni Generasi X, yang sanggup bertahan di sebuah perusahaan hingga empat tahun. Generasi Milenial bisa saja pindah pekerjaan dalam hitungan bulan.
Tren perusahaan rintisan atau startup juga tak lepas dari perhatian karyawan Milenial. Berdasarkan riset Jobplanet pula, Generasi Milenial lebih menyukai startup sebagai tempat kerja, karena startup menawarkan waktu kerja lebih fleksibel, gaji yang cukup tinggi, jenjang karier, serta budaya kerja yang menyenangkan.
Masalah atau hal apa yang sering dikeluhkan karyawan terkait dengan perusahaan?
Gema Buana dan Monica Oudang mengakui bahwa kebanyakan karyawan Go-Jek dan Bukalapak banyak mengeluhkan tentang manajemen. Alasan ini pula yang menyebabkan tingginya turn-over karyawan di perusahaan startup.
Hal itu juga sesuai dengan riset Jobplanet tentang tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka. Berdasarkan riset tersebut, Jobplanet menemukan bahwa kebanyakan karyawan merasa tidak puas terhadap manajamen. Dari seluruh aspek yang dinilai oleh karyawan di Jobplanet, aspek manajemen mendapatkan penilaian paling rendah dari semua kelompok usia.
Meski begitu, ada hal-hal lain yang menyebabkan tingginya turn-over karyawan di suatu perusahaan. Hal-hal tersebut antara lain, ekspektasi karyawan dan perusahaan yang tidak sesuai, budaya perusahaan, kompetensi dari karyawan maupun perusahaan, serta gaji atau kompensasi yang tidak sesuai dengan harapan.
Gema Buana menambahkan, masalah loyalitas Generasi Milenial yang buruk juga bisa disebabkan oleh banyaknya pilihan lapangan pekerjaan yang ada di zaman sekarang. Jika generasi sebelumnya juga mendapatkan kesempatan yang sama, mungkin kondisinya tidak akan jauh berbeda dengan Generasi Milenial.
Bagaimana karyawan, khususnya Generasi Milenial, dapat menghadapi tantangan perekrutan dan memenangkan persaingan di dunia kerja?
- Menurut Alexander Sriewijono, Generasi Milenial yang keren adalah yang mampu menyampaikan aspirasinya untuk bekerja di sebuah perusahaan yang diinginkan, sesuai dengan posisi yang dia inginkan, dan menggunakan kemampuan Milenial-nya. If you’re that good, prove it. Dari apa yang telah Anda pelajari, ilmu atau manfaat apa yang bisa Anda berikan kepada orang lain dan apa dampaknya.
- Menurut Kemas Antonius, dalam bekerja, tiap karyawan tentunya mencari kepuasan, baik dalam hal gaji, kenyamanan bekerja, hingga kepuasan untuk mengembangan diri. Untuk sukses berkarier, tiap orang harus tahu ke mana ia ingin melangkah. Perlu diingat bahwa pemimpin perusahaan mencari seseorang yang bisa memberikan dampak positif pada perusahaan.
- Pesan dari Monica Oudang, jangan berhenti belajar.
- Tips dari Gema Buana, know yourself, know your passion.
Rekaman Obsat: Sukses Berkarier di Era Digital selengkapnya dapat dilihat langsung dalam kanal Youtube Obsat.