Ragam inovasi digital yang hadir di tengah-tengah masyarakat telah menjadikan teknologi bagian dari kebutuhan primer manusia. Bukti nyatanya tampak jelas dari tingkah laku dan kebiasaan sehari-hari mereka. Akan tetapi, tak banyak yang menyadari bahwa setiap gerak-gerik yang dilakukan manusia di dunia digital meninggalkan jejak data yang terekam dan dapat diolah menjadi informasi. Kumpulan data yang luar biasa besarnya inilah yang kemudian dikenal dengan istilah big data.
Tren big data yang fenomenal telah mengangkat popularitas profesi-profesi baru di dunia kerja, salah satunya data scientist. Profesi ini sering juga disebut sebagai data analyst, data intelligence, ataupun business intelligence analyst.
Tak cuma beken di kalangan startup digital hingga perusahaan korporat, profesi yang SDM-nya masih terbilang langka ini juga konon memberikan penghasilan yang cukup tinggi. Namun, untuk menyandang profesi yang bergengsi dan jadi buruan perusahaan ini, tentu saja ilmu yang dikuasai seorang data scientist tidak main-main.
Kemampuan data scientist
Mengolah data yang dihimpun dari berbagai sumber merupakan pekerjaan rutin seorang data scientist. Oleh karena itu, kemampuan statistik dan pemrograman menjadi dua hal paling krusial yang dicari oleh perusahaan dalam diri seorang data scientist.
Meski begitu, sesungguhnya kemampuan teknis alias hard skill saja tidaklah cukup. Seorang data scientist juga harus punya kemampuan berpikir kritis untuk meninjau data yang diolahnya, ketelitian, serta kemampuan komunikasi, kreativitas, dan inisiatif yang tinggi guna memberi rekomendasi kepada klien atau perusahaan mengenai hasil temuannya.
Prospek karier data scientist
Pada tahun 2014, sejumlah media mengumumkan hasil riset International Data Corporation (IDC)Â terhadap jagat digital Indonesia. Menurut prediksi IDC, volume data di Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 656 exabyte. Itu artinya, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan membutuhkan lebih banyak lagi tenaga ahli yang mampu mengolah koleksi data yang berlimpah ini agar menjadi peluang yang menguntungkan.
Sepintas, konsep big data mungkin terdengar mengerikan—terlebih dengan segala isu terkait privasi dan keamanannya. Namun, dampak revolusi digital ini tak akan menjadi ancaman kalau para pelaku bisnis mengambil langkah yang strategis. Misalnya, memanfaatkan olahan data untuk mendukung langkah-langkah strategis bisnis perusahaan dan mengembangkan inovasi bisnis yang menguntungkan masyarakat.
Saat ini, sudah ada beberapa perusahaan yang telah melakukan hal tersebut. Salah satunya adalah Jobplanet. Dengan mengolah data-data yang dimilikinya, Jobplanet secara rutin melakukan riset yang menghasilkan temuan-temuan menarik mengenai berbagai fenomena di dunia kerja. Berbagai hasil riset mengenai dunia kerja yang telah dirilis oleh Jobplanet dapat dilihat di sini.
Tren pemanfaatan big data oleh perusahaan dapat membuka peluang bagi para pekerja, terutama di bidang IT, untuk mendongkrak karier mereka. Para profesional atau karyawan yang sudah berpengalaman, misalnya, bisa memperdalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengolahan data untuk meningkatkan kompetensi mereka. Sementara bagi orang-orang yang masih berstatus mahasiswa atau fresh graduate, kesempatan yang luas untuk menggali potensi di ranah IT masih terbuka lebar. Siapa tahu Anda bisa menjadi data scientist andal yang diperebutkan banyak perusahaan?