“Jangan lihat buku dari cover-nya saja.” Kalimat ini rupanya juga berlaku di dunia pekerjaan. Jangan nilai sebuah profesi hanya dari nama atau penampilan orangnya saja. Karena bisa jadi selama ini Anda tertipu dengan profesi-profesi berikut.
1. Pramugari
Banyak orang berpikir, “Enak ya jadi pramugari, bisa jalan-jalan keliling dunia, dibayar pula!” Padahal apapun pekerjaan yang Anda jalani, selain ada suka, tentu ada dukanya juga. Begitu pula dengan pramugari.
Pramugari tidak mempunyai jam kerja yang pasti. Di antara setiap penerbangan, mereka tidak selalu sempat beristirahat dengan cukup. Belum lagi kalau penerbangan jarak jauh. Sekalipun kurang istirahat, mereka harus tetap siaga melayani penumpang sambil memasang senyum sopan. Untuk itu, kurang tepat rasanya jika kita menilai profesi ini hanya dari keuntungan traveling-nya saja. Karena di balik itu, ada pekerjaan yang tidak mudah.
2. Social Media Officer
Di era digital saat ini, sudah banyak perusahaan yang memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media promosi mereka. Kebutuhan akan tenaga kerjanya pun semakin meningkat. Sayangnya, orang-orang sering melihat ini sebagai pekerjaan kecil. Mereka kira tugas seorang Social Media Officer hanyalah ngetweet, update status Facebook, atau mengunggah foto di Instagram. Mau tahu faktanya?
Profesi ini biasanya berada di dalam divisi Marketing. Persisnya lagi, Digital Marketing. Perusahaan tentu butuh biaya untuk menjalankan kegiatan pemasaran. Begitu juga untuk aktivitas di media sosial, ada yang berbayar. Selain dituntut untuk kreatif, orang yang menjalankan profesi ini juga harus pintar menyusun strategi dalam memanfaatkan anggaran dari perusahaan. Menariknya, hasil dari kegiatan digital marketing itu mudah diukur. Artinya, jika Anda tidak berhasil memasarkan produk atau jasa lewat media sosial, hasilnya bisa langsung terlihat! Ternyata profesi ini tidak semudah kelihatannya, ya?
3. UI/UX Designer
Selain Social Media Officer, inilah profesi yang juga baru muncul seiring teknologi semakin canggih dan produk-produk mulai go digital. Mendengar namanya, sebagian orang mungkin mengira bahwa profesi ini tidak jauh berbeda dengan Graphic Designer, yaitu bertugas mendesain media promosi dengan memanfaatkan software seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan sebagainya. Padahal lebih daripada itu, tugas UI/UX Designer cukup rumit karena berkaitan dengan desain website atau aplikasi mobile. Jadi, skill coding juga diperlukan di sini.
4. Tukang Ojek
Siapa yang menyangka kalau jasa ojek online akan menjamur seperti yang terjadi saat ini? Kemajuan teknologi nampaknya sungguh menguntungkan banyak pihak, termasuk pengendara ojek. Kalau tadinya Anda kira menjadi tukang ojek hanyalah pekerjaan kecil, setelah ini Anda jadi tahu kalau profesi tersebut ternyata cukup menghasilkan.
Pengendara Go-Jek misalnya, paling tidak mereka bisa mengantongi Rp4 juta dalam sebulan. Menyaingi pegawai kantoran di perusahaan-perusahaan lainnya, bukan? Tapi jangan salah, penghasilan dari profesi tukang ojek itu bergantung pada seberapa giatnya ia melayani customer. Jadi, untuk meraup Rp6-7 juta per bulan bahkan lebih sangatlah mungkin. Untuk itu, jangan tertipu dengan nama atau title pekerjaan dan penampilannya saja.
Penasaran dengan gaji untuk profesi dan perusahaan lain? Langsung saja kunjungi Jobplanet. Mulai dari level staff hingga manager bisa Anda temukan di sana.