Fresh Graduate, Tinggalkan 5 Kebiasaan Ini Sebelum Cari Kerja

fresh graduate

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Semasa kuliah dulu, melihat para senior yang diwisuda serta mendengar kisah sukses mereka dengan pekerjaannya, mungkin membuat Anda tak sabar ingin segera lulus, mencari kerja, dan punya penghasilan sendiri. Apa lagi ketika merasakan perjuangan mengerjakan tugas akhir atau skripsi yang tak kunjung usai—mulai dari sulitnya mencari jurnal penelitian, hingga membuat janji dengan dosen pembimbing—Anda pasti merasa geregetan ingin menyusul para senior.

Meski begitu, sebelum Anda mengemban peran baru di dunia kerja, pastikan bahwa Anda sudah benar-benar siap untuk menjadi seorang karyawan profesional. Caranya? Tinggalkan dulu lima kebiasaan berikut ini:

1. Tidur dan bangun sesukanya

Kalau Anda orang yang sulit bangun pagi, adanya SKS (Satuan Kredit Semester) di perguruan tinggi tentu menjadi sebuah keuntungan. Pasalnya, mahasiswa dimungkinkan untuk mengatur perkuliahan sesuai preferensi masing-masing, termasuk menghindari kelas-kelas di pagi hari. Sayangnya, hal demikian tidak berlaku di dunia kerja.

Meski sejumlah perusahaan mulai menuruti keinginan karyawan akan jam kerja fleksibel, banyak pula yang masih menganut sistem lama. Bahkan, ada yang sampai memberi ancaman pemotongan gaji bagi karyawan yang datang terlambat. Untuk itu, kalau mau gaji bulanan Anda selalu utuh, segeralah ubah kebiasaan tidur larut malam dan bangun di siang hari.

2. Berkelompok dengan orang tertentu

Sebetulnya tradisi nge-geng di kalangan remaja tidak selalu buruk. Namun, kebiasaan ini cenderung membuat mereka bergantung satu sama lain. Padahal, mengingat career goal setiap orang berbeda-beda, maka begitu masuk ke dunia kerja para fresh graduate akan berjuang sendiri-sendiri. Tak mungkin kan, ketika mencari kerja Anda masih ikut-ikutan teman?

Di lingkungan profesional, semakin luas koneksi seseorang, kesempatannya untuk sukses pun terbuka semakin lebar. Nah, kalau Anda terlalu nyaman dengan suatu kelompok, peluang untuk bertemu atau bekerja sama dengan orang-orang lain bisa tertutup. Jika dalam pertemanan saja selalu “mencari aman”, bagaimana Anda bisa menghadapi tantangan lain?

3. Minta uang bulanan

Dulu, kebutuhan sehari-hari Anda masih dipenuhi oleh orang tua. Biaya kuliah sudah mereka tanggung, uang jajan bulanan pun tinggal terima. Namun, tentu saja akan tiba saatnya Anda melepas hak istimewa tersebut. Usai menanggalkan status mahasiswa, perjuangan Anda untuk menjadi sosok yang mandiri—terutama secara finansial—dimulai. Mengelola keuangan untuk diri sendiri pun menjadi kewajiban Anda.

Meskipun orang tua Anda masih mampu, alangkah baiknya jika Anda mulai mengurangi—bahkan meninggalkan—kebiasaan meminta uang bulanan. Justru kesempatan ini semestinya Anda gunakan untuk belajar mengelola gaji demi masa depan. Bahkan, dengan hasil jerih payah sendiri, Anda juga bisa lho sesekali membelikan mereka hadiah.

 4. Nongkrong setiap saat

Pergi ke mal sepulang kuliah atau nonton di bioskop setiap akhir pekan, bagaikan rutinitas yang sulit lepas dari kehidupan mahasiswa. Masalahnya, bukan uang pribadi yang dihabiskan untuk itu, melainkan uang orang tua. Nah sebagai karyawan baru, agar usaha Anda untuk mengelola gaji berhasil, ada baiknya Anda meninggalkan kebiasaan nongkrong yang tak bermanfaat.

Di satu sisi, Anda punya hak penuh dalam menentukan ingin menggunakan gaji Anda untuk keperluan apa. Namun, hal ini perlu diimbangi dengan pola pikir dan sikap yang bertanggung jawab. Menghambur-hamburkan gaji demi kesenangan sesaat dan melupakan pentingnya menabung untuk masa depan hanya akan membuat Anda menyesal!

 5. Menunda-nunda pekerjaan

Kalau perguruan tinggi punya SKS, mahasiswa sendiri pun punya SKS, alias “sistem kebut semalam”. Mengerjakan tugas hanya dalam waktu sehari—bahkan beberapa jam—sebelum deadline jadi kebiasaan mereka. Dalihnya, kalau semakin kepepet, semakin terpacu pula untuk menyelesaikan tugas. Padahal, tanpa disadari hasilnya juga jadi tidak maksimal.

Sebagai karyawan, ada banyak kelebihan yang akan Anda dapatkan jika mencicil pekerjaan dari jauh-jauh hari. Anda punya kesempatan untuk mengecek ulang hasil kerja Anda, serta memperbaikinya jika ada kesalahan. Mengerjakan tugas lebih awal juga akan membuat Anda lebih tenang karena tidak dikejar deadline. Bayangkan sebaliknya. Jika Anda membawa kebiasaan menunda pekerjaan semasa kuliah sampai ke tempat kerja, bisa-bisa Anda kerja lembur setiap hari!

Bagaimana? Yakin Anda sudah siap untuk mencari kerja?

Comments

comments