Beragam tren teknologi yang bermunculan di abad ke-21 menandakan maraknya transformasi digital di Indonesia. Secara global, transformasi digital di negeri ini mungkin masih tertinggal dibandingkan beberapa negara lain. Namun, melihat semangat dan upaya pemerintah untuk mewujudkan cita-cita negara sebagai pemain ekonomi digital terbesar di Asia, rasanya tak ada salahnya jika masyarakat Indonesia sedikit lebih optimistis dengan berperan serta mendorong kemajuan tersebut.
Dalam rangka mendukung digitalisasi, masyarakat diajak menjalankan gerakan cashless (nontunai) melalui pemberlakuan transaksi elektronik. Metode pembayaran ini diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari aktivitas berbelanja, bepergian, hingga berkendara. Nah, sebagai pekerja kantoran, partisipasi Anda sangat diharapkan, terlepas dari berapa pun gaji atau penghasilan Anda.
Berikut ini Jobplanet akan memberikan panduan bagi Anda untuk menjadi pekerja kantoran di era cashless:
1. Pastikan saldo e-money selalu terisi
Jika Anda berangkat dan pulang kantor naik KRL atau bus Transjakarta, Anda harus selalu siap dengan alat pembayaran wajibnya yang berwujud kartu elektronik. Selain kartu yang diproduksi oleh PT KAI, para penumpang KRL juga bisa mengakses layanan transportasi menggunakan kartu-kartu elektronik yang dikeluarkan oleh sejumlah bank.
Hal serupa juga berlaku bagi Anda yang mengendarai mobil pribadi. Akhir Oktober 2017, seluruh gerbang tol se-Indonesia tak lagi menerima pembayaran tunai, dan pengguna jalan tol hanya akan menjumpai Gardu Tol Otomatis (GTO). Perubahan ini lantas mengharuskan Anda untuk memiliki setidaknya salah satu kartu elektronik, baik itu e-Money keluaran Bank Mandiri, Flazz keluaran BCA, Brizzi dari Bank BRI, atau Tapcash milik Bank BNI.
Demi kenyamanan bertransaksi, selalu perhatikan ketersediaan saldo di dalam kartu sebelum Anda menuju pintu masuk stasiun KRL, halte Transjakarta, atau gerbang tol. Hal ini terutama untuk mengantisipasi agar tidak terjadi antrean atau kemacetan kendaraan di belakang Anda. Usahakan pula agar Anda tidak menunggu sampai saldo kartu tersisa sedikit, sebelum memutuskan untuk mengisi ulangnya di minimarket, ATM, atau loket tiket.
2. Jeli mencari harga promo
Perluasan transaksi elektronik memang masih memancing perdebatan. Salah satunya perihal potongan biaya kartu serta biaya administrasi yang dinilai memberatkan masyarakat. Akan tetapi, di samping kerugian tersebut, sebenarnya tidak sedikit pula keuntungan yang bisa dinikmati oleh masyarakat di era cashless, antara lain tarif yang lebih murah dibandingkan jika bertransaksi tunai.
Penggunaan kartu kredit atau uang elektronik untuk membayar jasa transportasi online bisa jadi salah satu contoh sistem pembayaran yang menguntungkan konsumen. Pasalnya, guna menarik lebih banyak pengguna, perusahaan-perusahaan teknologi seperti PT Go-Jek Indonesia dan PT Grab Indonesia kerap memakai strategi tarif murah, yang khusus ditujukan bagi pengguna layanan mereka yang memilih metode pembayaran elektronik.
Tak hanya itu, kartu elektronik keluaran sejumlah bank juga kerap memberikan harga promo. Misalnya, untuk naik kendaraan umum, membayar parkir, bahkan berbelanja di supermarket. Nah, bagi Anda pekerja kantoran, penawaran spesial ini tentu tak boleh disia-siakan. Dengan jeli mencari harga promo, Anda dapat menghemat pengeluaran bulanan.
3. Simpan bukti transaksi
Sejak tahun 2014, pemerintah melalui Bank Indonesia telah mencanangkan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT). Salah satu tujuannya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya melakukan transaksi nontunai, berikut manfaat-manfaatnya. Nah, salah satu manfaat yang paling terasa adalah kepraktisan serta keamanannya.
Dengan menggunakan satu kartu untuk berbagai transaksi, Anda tak perlu sering-sering mengeluarkan uang dari dalam dompet, sehingga lebih efisien waktu. Anda juga tak perlu bolak-balik menarik uang tunai di ATM, yang kerap memicu peristiwa-peristiwa berbahaya yang mengancam keamanan serta mendorong Anda untuk lebih boros.
Meski begitu, tak berarti penggunaan uang elektronik lantas bebas dari ancaman keamanan. Sebut saja inovasi dompet elektronik untuk pembayaran transportasi online. Keluhan akan saldo yang hilang tak sekali dua kali dilontarkan pengguna. Untuk itu, Anda sebagai pengguna tak boleh lengah serta dianjurkan untuk menyimpan bukti isi ulang atau transaksi guna membantu perusahaan menyelesaikan persoalan teknisnya.
4. Jangan lupa memberi tip
Memasuki era cashless, masyarakat Indonesia mulai terlepas dari berbagai “drama” uang tunai. Dengan keberadaan kartu atau dompet elektronik, masyarakat tak perlu pusing dengan masalah uang kembalian atau recehan ketika bertransaksi. Sayangnya, di saat yang sama hal ini membuat kecenderungan mereka lupa untuk memberi tip, misalnya kepada sopir layanan transportasi online yang Anda gunakan.
Meskipun Anda cukup membayar jasa transportasi online sesuai tagihan, namun tak ada salahnya Anda menambah sekian persen dari uang yang dibayarkan sebagai tip untuk si pengendara. Anda boleh memberikannya dengan uang tunai, atau uang elektronik jika pihak perusahaan menyediakan fitur tersebut.
Layaknya bersedekah, kesadaran untuk melakukan perbuatan mulia ini harus datang dari dalam diri sendiri, dan bukan karena paksaan. Percayalah bahwa menyisihkan gaji atau penghasilan untuk orang yang membutuhkan tak akan membuat Anda rugi, melainkan memberi kepuasan dan kebahagiaan yang tak ternilai.
5. Sedia uang tunai secukupnya
Terlepas dari segala kemudahan yang ditawarkan di era cashless, bepergian tanpa uang di dalam dompet juga tidak dianjurkan. Selama masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di negara ini—apalagi kalau penggunaan uang elektronik belum merata, maka penting bagi seluruh masyarakat untuk tetap mengantongi uang tunai untuk berjaga-jaga. Jumlahnya tak perlu terlalu banyak, yang penting cukup untuk membayar biaya-biaya yang kadang tak terduga. Misalnya, ketika kartu elektronik Anda tertinggal dan tak ada ATM terdekat untuk menarik uang tunai.
Pada dasarnya, gerakan cashless yang tengah digalakkan oleh pemerintah bertujuan untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dari berbagai kalangan—tak terkecuali pekerja kantoran yang setiap hari melakukan berbagai transaksi untuk mendukung aktivitas kerjanya. Nah, dengan mengikuti kelima panduan di atas, diharapkan Anda bisa turut menyukseskan program pemerintah ini.