Artikel ini juga dapat dibaca di . |
Mendengar kata deadline atau target, banyak orang yang langsung ketar ketir. Bukannya semakin terpacu bekerja, mereka justru merasa terbebani ketika atasannya memberi target waktu dan jumlah pekerjaan yang wajib dipenuhi. Mereka pun merasa bahwa ruang geraknya dibatasi. Padahal, penting sekali bagi setiap karyawan untuk bekerja dengan target. Mengapa? Berikut alasannya:
1. Terbiasa bekerja cepat
Adanya rencana kerja yang tersusun rapi, berikut deadline untuk masing-masing pekerjaan memacu karyawan untuk bergerak cepat. Di sini manajemen waktu mereka diuji, sehingga hal-hal tidak perlu yang sering menghambat produktivitas mau tak mau harus mereka hindari. Karyawan yang sudah terbiasa pun otomatis akan bekerja lebih gesit, bahkan ketika tidak lagi diberi deadline atau target.
2. Ritme kerja lebih teratur
Tanpa target, seorang karyawan jadi bekerja tanpa arah. Bisa-bisa satu pekerjaaan belum selesai,dia sudah mengerjakan yang lain. Berbeda kalau dia punya goal yang jelas yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu, bekerjanya tentu tak akan sembarangan. Begitu juga saat ada tambahan pekerjaan, dia bisa mengukur mungkin tidaknya dia menyelesaikan tugas baru tersebut tanpa mengganggu apa yang menjadi prioritas utamanya.
3. Belajar bertanggung jawab
Ketika karyawan diberi kebebasan–apalagi tanpa pengawasan dari atasan, ada kemungkinan kebebasan tersebut akan dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Akan tetapi, apabila mereka sadar akan adanya deadline atau target beserta konsekuensi yang menanti, maka mereka pun jadi terlatih untuk bertanggung jawab.
4. Pekerjaan tim lebih efektif
Ada kalanya seorang karyawan sudah cukup bertanggung jawab dengan pekerjaannya, namun harus terhenti karena rekan yang kurang kooperatif. Memang, tidak semua orang punya semangat dan kegigihan yang sama besarnya. Namun, seandainya atasan sanggup bersikap tegas dalam memberikan target kepada seluruh bawahannya, niscaya pekerjaan timnya pasti lebih efektif.
Meskipun perusahaan dianjurkan membiasakan hal ini, namun target yang diberikan kepada karyawan juga mesti masuk akal. Jangan sampai niat untuk menekan pengeluaran dengan efisiensi SDM malah berujung pada tenaga karyawan yang diforsir. Jika demikian, jangankan memberi keempat manfaat di atas, para karyawan justru jadi kewalahan yang akibatnya merugikan perusahaan itu sendiri. Nah, perusahaan-perusahaan seperti ini tentunya dapat dihindari apabila para pencari kerja membaca dulu review yang ada di Jobplanet.