Anda masih ingat masa-masa duduk di bangku sekolah dulu? Sehabis ujian, para murid biasanya senang membahas soal-soal yang keluar, lalu mencocokkannya dengan jawaban masing-masing. Sekalipun mereka sudah belajar dari jauh-jauh hari, tapi tidak menutup kemungkinan mereka melakukan kesalahan dalam ujian, dan baru menyadarinya setelah itu. Hal yang sama pun masih bisa terjadi ketika kita memasuki masa pencarian kerja.
Anda mungkin sudah melakukan persiapan matang demi diterima di perusahaan impian. Namun, bukan tak mungkin pada saat hari wawancara tiba, terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Mulai dari kesalahan kecil yang nyaris tidak disadari, hingga kesalahan cukup fatal yang dapat membuang kesempatan Anda untuk diterima bekerja oleh perusahaan.
Nah, untuk mengobati rasa kecewa Anda usai melewati wawancara kerja yang buruk, ikuti tiga langkah berikut:
1. Bedakan jenis kesalahan
Kurang senyum atau jabat tangan lemah saat bertemu pewawancara merupakan contoh kesalahan yang tanpa sadar sering dilakukan oleh pelamar. Contoh kesalahan lain di antaranya, tergagap pada saat menanggapi pertanyaan pewawancara, atau lupa memberi jawaban penting yang dapat mendukung penilaian perusahaan.
Dari semua kesalahan yang Anda temukan, bedakanlah mana yang dapat Anda jadikan pelajaran dan mana yang kira-kira dapat diperbaiki. Perlu diingat bahwa terkadang rasa kurang percaya diri membuat seorang pelamar mengkhawatirkan hal-hal kecil yang tidak perlu. Jadi, pastikan Anda memikirkannya dalam keadaan tenang.
2. Tindak lanjuti
Apabila Anda yakin kesalahan dalam wawancara tersebut memerlukan tindak lanjut, maka mengirimkan e-mail kepada pewawancara dapat Anda jadikan pilihan. Batasi isi e-mail sampai maksimal dua paragraf. Untuk menghindari penilaian pewawancara terhadap Anda semakin buruk, tak perlu utarakan penyesalan maupun permohonan maaf Anda secara berlebihan.
Cukup awali dengan mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan pewawancara, lalu masuk ke tujuan utama Anda. Misalnya, memberi penjelasan singkat mengenai pengalaman kerja atau prestasi Anda terdahulu, yang tak sempat atau lupa Anda sampaikan dalam wawancara.
3. Ambil pelajaran
Setelah e-mail terkirim, berhentilah memikirkan kejadian yang sudah berlalu. Sebab, biasanya kebiasaan tersebut akan membuat seseorang makin kehilangan rasa percaya diri, sehingga ia kembali menemukan kesalahan-kesalahan lain yang sebenarnya tidak terlalu berarti.
Tindakan paling tepat adalah, menjadikan pengalaman wawancara yang buruk ini sebagai pelajaran agar Anda tidak mengulanginya lagi. Sekiranya Anda kurang persiapan, maka pada wawancara berikutnya pastikan Anda sudah mempelajari dulu kisi-kisi wawancara perusahaan yang Anda lamar di Jobplanet.