Dalam setiap fase baru kehidupan manusia, permasalahan yang dihadapi biasanya terus bertambah rumit. Jika di awal usia kerja Anda baru memikirkan masalah pekerjaan dan karier, maka seiring dengan berjalannya waktu Anda akan mulai diusik oleh persoalan yang tak kalah serius. Di antaranya menyangkut kehidupan pribadi.
Saat sedang giat-giatnya bekerja sambil menikmati uang hasil jerih payah sendiri, satu per satu orang di sekeliling Anda mulai meninggalkan masa lajangnya. Perlahan tapi pasti, pertanyaan “kapan kawin” pun akan Anda hadapi. Meski pertanyaan itu sudah umum dijadikan bahan gurauan di masyarakat, sulit dipungkiri bahwa pertanyaan itu kerap menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang.
Karena sudah menjadi semacam budaya di masyarakat, tanpa disadari pertanyaan yang juga terkesan sebagai desakan ini bisa membawa tekanan yang cukup besar bagi para pekerja, terutama wanita.
Di negara timur seperti Indonesia, keputusan wanita untuk mengutamakan karier masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Karenanya, tak heran jika akhirnya ada cukup banyak orang yang terpaksa menikah hanya karena merasa terdesak oleh tuntutan sosial.
Jika hal ini tengah Anda alami, perlu memahami bahwa bagaimanapun juga, keputusan ada di tangan Anda. Jika Anda ingin tetap fokus berkarier di tengah desakan untuk menikah, tiga hal berikut bisa Anda coba lakukan:
1. Tetapkan goal
Hal pertama yang sebaiknya Anda lakukan adalah menetapkan goal atau target untuk karier dan kehidupan pribadi Anda. Buatlah daftar rencana dan target yang ingin Anda capai dalam waktu lima tahun ke depan—mulai dari pencapaian karier hingga target menikah. Selama menjalankannya sesuai rencana, Anda tak perlu menghiraukan desakan dari orang-orang sekitar.
Menetapkan career goals yang tinggi juga akan mengalihkan perhatian Anda. Anda jadi jauh lebih produktif, sehingga tak punya waktu untuk memusingkan hal-hal lain.
2. Beri pengertian
Tak perlu geram jika keluarga—terutama orangtua—dan teman-teman terdekat terus menerus mengingatkan Anda untuk segera menikah. Percayalah bahwa hal itu mereka lakukan karena peduli dengan Anda. Untuk itu, cara terbaik dalam menyikapinya adalah dengan memberi mereka pengertian.
Apabila Anda masih ingin fokus pada karier, sampaikanlah alasan-alasan logis yang bisa membuat mereka yakin akan keputusan Anda. Misalnya, dengan karier yang mapan Anda akan jauh lebih siap berkeluarga. Selama disampaikan dengan baik, mereka pasti bisa mengerti.
3. Menjalankan keduanya
Sukses dalam karier sekaligus kehidupan rumah tangga bukanlah hal yang mustahil. Jika pada akhirnya Anda memilih untuk menikah dan berkeluarga, Anda tetap bisa kok meraih karier yang cemerlang. Namun sebelum itu, tentu saja Anda perlu memastikan bahwa perusahaan yang Anda tuju mementingkan work-life balance karyawan.
Mempertimbangkan work-life balance terutama perlu dilakukan oleh para wanita karier yang akan berumah tangga. Jika sudah menemukan perusahaan yang tepat, tentu Anda tak perlu lagi khawatir soal karier maupun kehidupan pribadi.