4 Tipe Pewawancara yang Ditemui Saat Melamar Kerja

Tipe Pewawancara

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Selama berkarier, Anda mungkin sudah berkali-kali melalui proses wawancara kerja. Itu artinya, sudah banyak pula pewawancara yang pernah Anda temui, mulai dari pihak HRD yang menyeleksi kandidat di tahap awal hingga para user yang menilai dari sisi teknis.

Setiap wawancara yang Anda lalui tentu memberikan kesan dan pengalaman yang berbeda-beda, dikarenakan pewawancara juga memiliki gaya dan karakter masing-masing. Nah, berikut ini adalah empat tipe pewawancara yang mungkin pernah Anda temui saat melamar kerja:

1. Newbie

Tipe yang pertama ini biasanya merupakan karyawan-karyawan junior. Mereka hanya menanyakan pertanyaan-pertanyaan standar dan gaya wawancara mereka juga terlalu kaku, sehingga tidak bisa menggali kepribadian kandidat secara mendalam. Kalau begini, yang ada si kandidat lebih banyak bertanya daripada diberi pertanyaan.

Di satu sisi, menghadapi pewawancara newbie mungkin membuat Anda sedikit lebih percaya diri, karena jalannya wawancara terasa sangat mudah. Namun, di saat yang sama juga muncul kekhawatiran bahwa keterbatasannya itu justru akan merugikan Anda di kemudian hari setelah bergabung dalam perusahaan.

2. Salesman

Pewawancara satu ini biasanya cukup kompeten untuk urusan perekrutan. Dia sangat lihai “menjual” perusahaan kepada kandidat dengan cara menggembar-gemborkan segala keuntungan yang akan mereka dapat setelah bergabung. Meskipun dari luar tampak penuh semangat, tapi bisa jadi sebenarnya pewawancara ini hampir putus asa mencari karyawan.

Perusahaan yang sedang didesak kebutuhan akan tenaga kerja untuk menunjang fungsi tertentu—misalnya, karena turnover yang tinggi—harus bisa merayu kandidat agar tertarik untuk bergabung. Nah, dalam kondisi seperti ini, Anda sebagai kandidat bisa sedikit jual mahal. Siapa tahu Anda juga berhasil merayu HRD untuk memberikan gaji yang jauh lebih tinggi.

3. “Killer

Wawancara kerja kerap dianggap mengerikan dikarenakan tipe pewawancara yang satu ini. Mereka sengaja menggunakan cara kejam dengan tujuan untuk menguji kandidat. Sambil berpegang pada prinsip “karyawan lah yang butuh pekerjaan”, mereka pun tanpa ampun menyerang kandidat dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan.

Pewawancara dengan gaya seperti ini tak ayal membuat suasana ruangan jadi tegang. Alhasil, kandidat yang sebenarnya sudah melakukan persiapan matang pun bisa menjadi panik, sehingga hasil akhirnya mengecewakan.

4. Friendly

Kandidat manapun pasti senang berhadapan dengan pewawancara yang satu ini. Pembawaannya yang menyenangkan membuat energi dalam ruangan jadi lebih hidup. Anda hampir tidak merasa seperti sedang diseleksi untuk sebuah pekerjaan, karena tak ada beban atau rasa terintimidasi oleh ucapan si pewawancara.

Gaya wawancara seperti ini sebetulnya bukan cuma menguntungkan kandidat, tapi yang tak kalah penting adalah perusahaan itu sendiri. Sebab, ketika kandidat sudah merasa nyaman dalam wawancara, tanpa disadari mereka akan memperlihatkan kepribadian yang sesungguhnya. Dengan demikian, pewawancara juga lebih mudah untuk menilai mereka.

Nah, dari keempat tipe pewawancara di atas, manakah yang pernah atau paling sering Anda temui? Ceritakan kisah dan pengalaman wawancara kerja Anda—baik yang menyenangkan maupun menegangkan—hanya di Jobplanet.com.

Comments

comments