Artikel ini juga dapat dibaca di . |
Mengelola SDM di sebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah. Latar belakang, sifat, dan karakter mereka yang begitu beragam sering kali membuat HRD kelimpungan menangani mereka. Kendala ini juga dialami oleh para atasan dengan timnya masing-masing. Memiliki anggota yang saling kooperatif tentu menjadi dambaan setiap manager. Namun, bagaimana jika salah seorang di antaranya cenderung pasif?
Bagi sebagian orang, kondisi ini mungkin bukan masalah serius. Toh, karyawan itu sendiri yang merasakan kerugiannya. Kenyataannya, keberadaan karyawan pasif juga dapat meresahkan karyawan lain. Pergerakan sebuah tim bisa-bisa terhambat hanya karena ada satu orang yang minim kontribusi. Alih-alih meringankan pekerjaan tim, ia malah membuat beban karyawan lain semakin berat.
Sebagai seorang atasan, Anda tentu tak bisa lepas tangan begitu saja. Jika Anda mau berusaha, sesungguhnya ada banyak kok cara yang ampuh untuk menangani karyawan pasif. Berikut Jobplanet rangkumkan empat di antaranya:
1. Sikapi dengan tegas
Karyawan yang pasif tak akan mendadak aktif jika dimanjakan. Keraguan Anda akan kinerjanya memang bisa dimengerti, namun memberikan pekerjaan-pekerjaan yang terlalu mudah serta menuntunnya terus-menerus bukanlah jalan keluar yang tepat. Sebaliknya, ia akan makin terjebak di zona nyamannya.
Mulai sekarang, sikapilah Si Pasif dengan lebih tegas. Percaya atau tidak, karyawan ini sebenarnya bukan tidak pandai atau kurang kompeten, lho. Bahkan bisa jadi ia sebenarnya punya segudang ide yang brilian. Karena itu, pancinglah ia agar mau menyuarakan isi kepalanya di setiap kesempatan. Dengan begitu, lama-lama ia jadi terbiasa dan lebih banyak inisiatif.
2. Beri tantangan
Jika sebelumnya karyawan ini tampak bermain aman, kali ini coba Anda suguhi tugas-tugas yang lebih menantang. Libatkan ia dalam project besar, lalu beri ia peran penting yang bisa mendorongnya untuk lebih aktif berkontribusi—tentunya tetap di bawah supervisi Anda. Dengan begitu, perlahan ia bisa menyusul ketertinggalannya dari rekan-rekan kerja lain.
Meski tampaknya tindakan ini relatif berisiko, namun biar bagaimanapun, berhasil tidaknya seorang individu juga berawal dari kepercayaan sekitarnya. Selama Anda bijak dalam membagi tugas dan disertai dengan pengawasan yang cukup, niscaya tindakan ini akan membuahkan hasil.
3. Ikuti pelatihan
Jika perusahaan tempat kerja Anda dapat memfasilitasi karyawan yang ingin mengikuti pelatihan, workshop, atau berbagai seminar, jangan disia-siakan! Selain untuk diri sendiri, Anda juga perlu memanfaatkan peluang berharga ini untuk mendorong Si Pasif agar ia bisa menggali potensinya lebih dalam.
Dengan memaksanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif, baik yang berkaitan dengan bidang pekerjaannya maupun yang fokus pada pengembangan karyawan, diharapkan karyawan Anda yang awalnya tak banyak bersuara mulai memberi kontribusi aktif demi kemajuan tim dan perusahaan.
4. Pantau perkembangannya
Setelah mencoba ketiga cara di atas, pantau terus perkembangan sang karyawan dalam meningkatkan kontribusinya bagi perusahaan. Coba Anda amati, adakah niat dan usaha sungguh-sungguh darinya untuk memperbaiki kekurangan yang dia miliki?
Bila ternyata belum juga ada perubahan, maka saatnya Anda ambil pendekatan lain. Misalnya, dengan mengajaknya berdiskusi serius untuk menjelaskan konsekuensi yang mengancamnya. Siapa tahu melalui pendekatan ini, Anda jadi bisa mencari tahu apa kebutuhan lain dari karyawan tersebut, yang dapat menunjang performanya.
Bersikap acuh tak acuh terhadap karyawan dengan performa yang kurang memuaskan bukanlah sikap bijak seorang atasan. Justru nilai-nilai kepedulian wajib Anda tanamkan di setiap anggota tim Anda. Dengan begitu, sekecil apapun masalah yang dihadapi pasti bisa dipecahkan bersama.