Bagi sebuah perusahaan, merekrut fresh graduate membawa sejumlah keuntungan. Walaupun umumnya fresh graduate belum mengantongi pengalaman kerja yang berarti, akan tetapi mempekerjakan mereka juga merupakan kebutuhan perusahaan, salah satunya untuk keperluan regenerasi.
Guna menjaga stabilitasnya, perusahaan perlu terus merekrut lulusan-lulusan baru yang cenderung membawa ide-ide fresh. Namun perusahaan harus berhati-hati agar tidak salah pilih. Dalam proses seleksi, perusahaan tentu mengutamakan fresh graduate berkualitas yang dapat dilihat dari pengalaman mereka semasa kuliah, serta berbagai kompetensi yang dimiliki.
Berdasarkan kondisi tersebut, ada beberapa hal yang akhirnya kerap disesali para fresh graduate dan itu semua baru mereka sadari saat sedang mencari kerja. Kesulitan dalam mendapat pekerjaan atau bahkan sekadar untuk dipanggil interview dipicu oleh sejumlah kesempatan yang mereka lewatkan saat menempuh jenjang pendidikan tinggi.
Berikut adalah lima hal yang sering disesali para fresh graduate saat mereka lulus kuliah:
1. Mengabaikan IPK saat kuliah
Dalam merekrut fresh graduate, salah satu pertimbangan perusahaan adalah indeks prestasi kumulatif (IPK) pelamar. Kebanyakan perusahaan bahkan menuliskan standar IPK di kolom requirements iklan lowongan kerja mereka. Fresh graduate yang tidak memenuhi angka yang ditetapkan otomatis tidak akan lolos seleksi berkas.
Tapi jangan khawatir. Tidak sedikit juga perusahaan–umumnya selain korporat–yang tidak terlalu menghiraukan IPK. Selama Anda punya keunggulan lain yang bisa ditonjolkan di CV dan saat wawancara kerja, misalnya, Anda aktif di organisasi kampus atau bahkan sudah memiliki pengalaman kerja, perusahaan tentu akan sangat memperhitungkan Anda.
2. Terlalu fokus belajar dan lupa berorganisasi
Menjadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang menjadi penyesalan banyak fresh graduate. Prioritas mereka untuk mempertahankan IPK yang cemerlang justru mengakibatkan kurangnya keterlibatan mereka pada aktivitas kemahasiswaan yang sebenarnya sangat penting sebagai modal mencari kerja.
Aktif di kegiatan mahasiswa di dalam atau luar kampus tidak hanya berguna untuk meningatkan kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan Anda, tapi juga penting untuk memperindah CV. CV yang lebih ‘ramai’ cenderung lebih menarik perhatian perusahaan. Tapi ingat, ramai di sini bukan berarti semua kegiatan Anda harus dimasukkan ke CV. Pilihlah yang paling relevan dan usahakan panjang CV tidak lebih dari dua halaman.
Sekarang bagaimana kalau Anda sudah terlanjur lulus kuliah tanpa pengalaman organisasi yang cukup? Anda harus pintar menggali kelebihan-kelebihan dalam diri Anda. Misalnya, skill menulis, pengoperasian software komputer, penguasaan bahasa asing, dan lain sebagainya. Kelebihan inilah yang bisa Anda jual saat interview untuk menutupi kekurangan Anda dalam pengalaman berorganisasi.
3. Tidak mengasah kemampuan berbahasa asing
Di era modern ini, kemampuan berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan sudah menjadi sebuah keharusan. Keterbatasan berbahasa Inggris bahkan bisa menghambat Anda di dunia kerja. Mungkin mengisi CV dalam Bahasa Inggris bagi Anda adalah hal kecil, toh contohnya mudah didapatkan di Internet. Tapi bagaimana kalau ternyata sesi interview-nya juga dijalankan dalam Bahasa Inggris?
Sekalipun Anda berhasil masuk ke suatu perusahaan tanpa tahapan seleksi Bahasa Inggris, baik lewat interview atau tes tertulis, tapi ketika sudah mulai bekerja sangat mungkin Anda akan dihadapkan dengan kondisi-kondisi yang menuntut pengetahuan Bahasa Inggris yang baik. Contoh sederhananya adalah penggunaan istilah-istilah Bahasa Inggris di dokumen-dokumen kantor.
Jika Anda ingin melamar kerja, Anda bisa cari tahu dulu di sini apakah perusahaan incaran Anda menjalankan seleksi interview dengan Bahasa Inggris atau tidak. Anda bisa lihat juga contoh pertanyaannya seperti apa. Nah, agar nanti hasilnya lebih maksimal, ada baiknya sebelum mencari kerja Anda luangkan waktu untuk memperdalam Bahasa Inggris. Bisa dengan mengikuti kursus, atau belajar sendiri dari buku, film, atau situs-situs online.
4. Tidak mempelajari keahlian lain
Selama kuliah tentu Anda mendapat sejumlah mata kuliah yang sesuai dengan jurusan yang Anda ambil. Mata kuliah ini yang akan mempersiapkan Anda memasuki dunia kerja. Tapi bukan berarti pekerjaan Anda nantinya terbatas pada apa yang sudah diajarkan sewaktu kuliah. Tidak jarang perusahaan menuntut lebih dari Anda, berupa penguasaan keahlian tertentu.
Sebagai contoh, untuk mengisi posisi Marketing ada perusahaan tertentu yang mengincar pelamar yang juga bisa mengoperasikan software photo editing. Nah, kalau dari jauh-jauh hari Anda sudah tahu akan hal ini, keahlian Anda tersebut bisa jadi poin plus yang membuat Anda lebih dilirik HRD dibandingkan pelamar lain. Bukan hanya itu, ‘harga jual’ Anda pun bisa jadi lebih tinggi lho.
5. Kurang aktif mengejar prestasi
Tidak mungkin kan hanya agar terlihat berisi akhirnya Anda mengisi CV Anda dengan prestasi juara lomba makan kerupuk se-RT atau lomba balap karung di perayaan 17 Agustus di sekolah? Inilah contoh lain penyesalan fresh graduate. Mengapa? Karena ternyata tidak jarang saat interview ditanyakan oleh pewawancara lho.
Anda bisa melihat sendiri kan, kegiatan selama kuliah, keahlian, serta prestasi adalah pertanyaan-pertanyaan yang cukup umum ditanyakan saat interview kerja. Untuk itu, sebelum melamar sebaiknya Anda persiapkan hal-hal tersebut sebagai modal Anda agar diterima kerja. Jika seandainya benar-benar tidak ada prestasi yang bisa ditampilkan di CV, Anda bisa ganti bagian ini dengan partisipasi Anda di seminar-seminar atau training.
Kelima hal di atas, selain penting untuk CV juga sering ditanyakan saat interview. Untuk itu, saat Anda mendapat panggilan interview, baiknya Anda langsung cek Jobplanet untuk tahu apa saja pertanyaan yang biasa diajukan perusahaan tersebut. Dengan begitu, Anda jadi punya kesempatan untuk menyiapkan jawabannya.
Selamat mencari kerja!