Turn Over Karyawan Tinggi, Bagaimana Cara Mengendalikannya?

turn over karyawan tinggi

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Bagi HRD, merekrut karyawan yang kompeten bukanlah pekerjaan mudah. Namun, ternyata ada hal lain yang lebih sulit lagi untuk dilakukan, yakni mempertahankannya.

Bersama dengan seluruh jajaran manajemen, HRD punya tanggung jawab untuk mencegah tingginya turnover alias arus keluar masuk karyawan. Sebab, ketika satu per satu karyawan meninggalkan perusahaan, bukan tak mungkin karyawan lain merasakan imbasnya dan ikut terpengaruh.

Lalu, bagaimana caranya perusahaan mengendalikan isu turnover karyawan agar tidak semakin berkepanjangan? Berikut ini jawabannya:

  • Introspeksi diri

Masalah internal perusahaan dapat menjadi pemicu tingginya turnover karyawan, dan hal ini tak bisa disangkal oleh perusahaan. Karena itu, perusahaan perlu melakukan introspeksi untuk menemukan sumber masalah. Apa kira-kira yang membuat banyak karyawannya ‘kabur’? Apa karena terbatasnya kesempatan berkarier, insentif yang kurang, atau gaya kepemimpinan atasan yang buruk?

Membaca review para karyawan yang dituliskan di Jobplanet bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahui keinginan dan harapan karyawan. Dari situ, perusahaan bisa segera berbenah diri dan menekan masalah turn over yang tinggi.

  • Menunjukkan apresiasi

Tidak sedikit karyawan yang memutuskan resign karena merasa kerja kerasnya kurang dihargai. Anda mungkin merasa sudah memberi gaji yang tinggi, tapi nyatanya materi tak selalu cukup untuk mempertahankan karyawan di perusahaan. Justru terkadang hal-hal sederhana seperti pujian atau ucapan terima kasih lebih berarti di mata karyawan.

Tidak hanya itu, melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan juga merupakan bentuk apresiasi yang tepat. Selain membuktikan bahwa suara mereka didengarkan, karyawan pun jadi merasa punya peran penting bagi kelangsungan perusahaan.

  • Mendekati karyawan

Menyadari situasi perusahaan yang perlahan ditinggalkan oleh karyawan-karyawan terbaiknya sering kali menimbulkan tekanan bagi karyawan lain. Alih-alih bersemangat kerja, mereka justru makin terdorong untuk mengikuti jejak kawannya meninggalkan perusahaan. Lantas, bagaimana cara memotivasi karyawan agar betah di perusahaan?

Melakukan pendekatan emosional merupakan salah satu solusi terbaik. Misalnya, dengan mengadakan sesi one-on-one antara atasan dan bawahan. Selain membuat karyawan merasa diperhatikan, kegiatan ini juga memungkinkan perusahaan untuk menerima masukan yang bisa mengatasi isu turnover.

  • Mengadakan team building

Di kala motivasi karyawan sedang menurun lantaran banyak rekan kerjanya yang resign, salah besar jika perusahaan malah menambah beban kerja mereka. Sebaliknya, akan lebih baik jika perusahaan merencakan kegiatan yang positif dan menghibur berupa team building untuk memotivasi karyawan.

Tak hanya melepas penat, kegiatan team building juga dapat mempererat keakraban antara atasan dan bawahan. Nah, jika usaha ini berhasil, niscaya isu turnover tak akan memengaruhi karyawan lain untuk meninggalkan perusahaan.

Semoga artikel ini bermanfaat, terutama bagi rekan-rekan HRD!

Comments

comments