Tips Bekerja Remote Saat Sedang Sakit

Bekerja Remote Saat Sedang Sakit

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Tubuh yang fit merupakan hal yang sangat berharga, terutama bagi para karyawan dan pekerja profesional. Tanggung jawab dan komitmen terhadap profesi menuntut mereka untuk lebih peduli pada kesehatan. Akan tetapi, meski sudah menjaganya dengan istirahat dan makan yang cukup, ada kalanya kondisi lingkungan dan cuaca yang sulit ditebak membuat kita terserang penyakit. Akibatnya, rutinitas bekerja pun bisa terhambat.

Ketika jatuh sakit, idealnya karyawan dianjurkan untuk istirahat di rumah hingga kondisinya pulih. Sayangnya, dalam situasi tertentu, ada beberapa pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan. Apa lagi kalau Anda bekerja di perusahaan dengan skala kecil, seperti startup, di mana suatu bidang pekerjaan bisa jadi hanya dipegang oleh satu orang saja.

Lantas, apa yang harus Anda lakukan untuk menyelesaikan pekerjan ketika sedang sakit? Simak ulasan Jobplanet berikut ini:

1. Bekerja secara remote dengan porsi dikurangi

Jika penyakit yang diderita memaksa Anda untuk tidak datang ke kantor, maka satu-satunya cara untuk memenuhi tanggung jawab Anda adalah dengan menyelesaikan pekerjaan secara remote. Namun ingat, jangan lakukan seperti layaknya di kantor. Memaksa tubuh untuk bekerja melebihi batas kemampuannya hanya akan memperburuk kondisi Anda. Bisa-bisa Anda jadi semakin lama tidak masuk kantor.

Utamakan saja pekerjaan yang mendesak yang tak dapat Anda delegasikan kepada orang lain. Jangan lupa meminta izin kepada atasan dan memberi kabar kepada rekan kerja satu tim. Jangan sampai membuat mereka khawatir atau mempertanyakan komitmen Anda.

2. Manajemen waktu yang baik

Sama halnya dengan di kantor, bekerja secara remote juga menuntut manajemen waktu yang baik. Anda harus bisa mengatur kapan saatnya beristirahat dan kapan saatnya mengerjakan tugas kantor. Ada baiknya, awali dulu hari Anda dengan istirahat yang cukup, serta isi tenaga dengan makanan yang bergizi. Obat-obatan dari dokter juga jangan sampai terlewatkan. Setelah itu, barulah Anda menyentuh pekerjaan kantor selama kurang lebih 2-3 jam saja. Kalau sudah, Anda bisa kembali melanjutkan istirahat secara total. Jika pekerjaan Anda selesai, tentu Anda pun bisa beristirahat dengan tenang.

3. Jaga komunikasi dengan rekan kerja

Meski hanya di rumah, pastikan Anda selalu terhubung dengan Internet dan seluruh media komunikasi, terutama e-mail. Dengan begitu, Anda bisa tetap berkoordinasi dengan rekan kerja yang menggantikan atau memantau tugas Anda di kantor.

Nah, pesan dari rekan kerja bisa Anda tindak lanjuti ketika memasuki “jam kerja” di rumah. Tak perlu khawatir, dengan kondisi yang sedang kurang fit, seharusnya mereka bisa mengerti kok bahwa Anda tidak bisa menanggapi e-mail atau pesan dengan cepat.

Apabila bos atau rekan kerja Anda sama sekali tidak memiliki pengertian terhadap kesehatan bawahan atau koleganya, dan memaksa Anda untuk tetap bekerja seperti biasa, maka bisa dibilang Anda telah berada di lingkungan kerja yang tidak sehat. Betapa tidak? Meskipun tak ada karyawan yang ingin jatuh sakit, tapi ada kalanya situasi di luar kendali seperti ini dapat terjadi. Di sini, tentu karyawan mengharapkan adanya toleransi dari perusahaan dan rekan-rekan kerjanya untuk beristirahat, dengan harapan ia bisa segera pulih dan menyelesaikan tugas-tugasnya seperti sediakala.

Di sisi lain, jika sudah diizinkan untuk tidak masuk kantor, Anda pun harus tahu diri. Manfaatkan fasilitas kesehatan dari perusahaan dengan baik, dan saat sudah sembuh dan kembali ke kantor, penuhi seluruh kewajiban yang terlewatkan dengan penuh tanggung jawab. Yang tak kalah penting, jaga pula kesehatan Anda agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Jangan sampai hanya karena satu orang jatuh sakit, pekerjaan satu tim bahkan perusahaan jadi terganggu.

Comments

comments