Tanda-tanda Pekerjaan Mulai Merusak Kehidupan Rumah Tangga

Tanda-tanda Pekerjaan Mulai Merusak Kehidupan Rumah Tangga

Work-life balance atau keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan karyawan merupakan salah satu komponen penting yang harus menjadi perhatian perusahaan. Akan tetapi, bukan perusahaan saja yang bertanggung jawab untuk mewujudkan keseimbangan itu, melainkan juga karyawan itu sendiri.

Work-life balance berhubungan dengan kemampuan karyawan dalam menghadapi tekanan pekerjaan tanpa mengabaikan berbagai aspek kehidupan pribadi dan keluarganya. Anda boleh sukses dalam pekerjaan, menuai segudang prestasi di bidang yang Anda geluti, serta punya penghasilan yang tinggi setiap bulan. Tapi, amat disayangkan jika keberhasilan tersebut sampai mengancam hubungan Anda dengan keluarga.

Untuk mengantisipasinya, ketahuilah lima tanda bahwa pekerjaan mulai merusak kehidupan rumah tangga Anda:

1. Sedikit waktu dengan keluarga

Coba hitung, seberapa sering Anda menghabiskan waktu dengan keluarga setiap harinya? Sempatkah Anda menikmati sarapan di rumah bersama pasangan? Adakah waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak sepulang kantor? Atau jangan-jangan Anda selalu berangkat sebelum mereka bangun, dan pulang saat mereka sudah terlelap? Jika Anda menjawab “Ya” pada pertanyaan terakhir, maka Anda patut khawatir. Sebab, ini pertanda bahwa ada ketidakseimbangan dalam kehidupan Anda.

2. Terlalu banyak mengeluhkan pekerjaan

Untuk merawat keharmonisan sebuah rumah tangga, komunikasi harus selalu dijaga. Saling berbagi dan mendengarkan cerita masing-masing anggota keluarga merupakan salah satu caranya. Namun, ketika komunikasi hanya didominasi oleh keluhan Anda soal atasan di kantor yang menyebalkan serta pekerjaan yang tak ada habisnya, Anda akan melewatkan banyak momen berharga dengan keluarga. Bahkan yang lebih parahnya lagi jika Anda sampai meluapkan emosi Anda terhadap pekerjaan kepada keluarga.

 3. Lebih memilih beristirahat di rumah

Bekerja di perusahaan dengan load kerja yang tinggi dapat mengganggu stamina Anda. Terutama jika setiap hari dipaksa untuk lembur. Kalau sudah kelelahan begini, akhir pekan biasanya menjadi saat yang Anda tunggu-tunggu untuk beristirahat di rumah. Alhasil, ajakan untuk pergi bersama keluarga pun selalu Anda tolak dengan alasan butuh istirahat . Awalnya mungkin pasangan atau anak-anak Anda bisa mengerti. Tapi jika terlalu sering dilakukan, hal ini bisa merenggangkan hubungan Anda dan keluarga.

Kerja keras memang penting. Anda pun boleh berdalih semua ini dilakukan semata-mata demi menafkahi keluarga. Namun, ketahuilah bahwa kebahagiaan itu tidak selalu datang dari materi. Anda bisa memberikan rumah yang megah dan kado ulang tahun yang istimewa untuk pasangan dan anak-anak Anda, tapi sering kali kesempatan untuk berkumpul lebih berharga di mata mereka.

Jika akar persoalan ini adalah tempat kerja Anda, maka Anda bisa mencari perusahaan baru dengan waktu kerja dan beban kerja yang wajar serta cocok untuk karyawan yang sudah berkeluarga, sebagai solusinya. Namun jika masalahnya berasal dari dalam diri Anda sendiri, maka belajarlah untuk menentukan prioritas serta melakukan manajemen waktu yang lebih baik. Daripada mengorbankan salah satu antara pekerjaan dan keluarga, kenapa tidak berusaha menyeimbangkan keduanya?

 

(Artikel ini juga dapat dibaca di Kompas.com)

Comments

comments