Curahan Hati Para Guru di Indonesia

Curahan Hati Para Guru di Indonesia

Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru. Jatuhnya pun bersamaan dengan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Setiap tahunnya, hari tersebut dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap pengabdian para guru dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Terlebih lagi, sosok guru diharapkan bisa menjadi teladan bagi masyarakat.

Pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan lantas menimbulkan pertanyaan, apakah pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah cukup dihargai di Indonesia?

Di situs Jobplanet, para pekerja dari berbagai sektor menuangkan kisah suka dan dukanya dalam menjalani profesi masing-masing. Begitu juga dengan para guru, baik yang berstatus PNS, honorer, guru swasta, maupun pengajar lembaga kursus. Meskipun tanggung jawabnya cukup berat, namun kadang kala perlakuan yang mereka terima masih jauh dari kata layak.

Berikut ini curahan hati para guru yang mereka tuliskan di Jobplanet:

“Gaji terlalu rendah dengan beban yang cukup tinggi karena murid di sini rata2 berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas yg tuntutan terhadap sekolahnya tinggi.” – Guru Sekolah Swasta di Bali

“perlakuan terhadap guru honorer sangat tidak adil, terkadang harus membiayai diri sendiri untuk bahan pembelajaran” – Guru Sekolah Negeri di Sulawesi Selatan

“gaji yang tidak sesuai dengan ump,tidak ada asuransi kesehatan dan bonus tambahan.” – Guru Sekolah Negeri di DKI Jakarta

Nampaknya kecemasan calon guru mengenai kesejahteraan hidup mereka kelak cukup beralasan. Bahkan desas desus mengenai gaji guru yang kurang memadai baru saja dibenarkan lewat review di atas. Ketiga guru tersebut pun tidak hanya berasal dari daerah-daerah di luar pulau Jawa, melainkan juga dari Ibu Kota yang disebut-sebut memiliki standar lebih tinggi.

Persoalan gaji guru honorer bisa dibilang yang paling memilukan. Beruntung di tahun 2016 ini kebijakan baru telah ditetapkan, di mana guru honorer mendapat penyesuaian gaji sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP). Meski pengangkatan mereka sebagai calon PNS belum dapat direalisasikan, setidaknya kebijakan ini memunculkan harapan akan perbaikan kualitas hidup guru.

“Sudah berlakunya gaji UMP yang ada fasilitasnya antara lain BPJS yang bisa digunakan untuk keperluan guru dan karyawan non pns” – Guru Sekolah Negeri di DKI Jakarta

Terlepas dari berbagai keluh kesah para guru, rupanya ada pula institusi-institusi pendidikan yang sudah memperlakukan tenaga pendidik mereka sebagaimana mestinya.

“benefit kesehatan sudah cukup bagus, karena ada tunjangan kesehatan bagi diri kita sendiri dan untuk keluarga juga bisa.”  – Guru Sekolah Swasta di Jawa Barat

“asuransi keluarga, gaji pokok, tugas guru jelas dan ada tunjangan guru, wali kelas dan tunjangan dari pemerintah” – Guru Sekolah Swasta di Jawa Timur

“Kerja hanya sampai maksimal jam 14.00, bertemu anak-anak jadi tidak bosan dan bisa senang terus, selain itu tidak ada tekanan.” – Guru Sekolah Negeri di Jawa Tengah

Pada akhirnya, keinginan untuk menjadi seorang guru tak luput dari niat tulus dan dedikasi. Jika jiwa pendidik sudah tertanam dalam diri Anda, menjalani profesi yang mulia ini akan memberi kepuasan batin yang tak ternilai harganya.

“Menyenangkan kerja di situ. bertemu dengan anak-anak setiap hari. Mengajar, mendidik adalah tugas utamaku.” – Guru Sekolah Negeri di Jawa Tengah

Mari kita doakan, semoga selain peningkatan mutu pendidikan, perbaikan kualitas hidup para guru juga dapat segera terwujud.

Selamat Hari Guru!

Comments

comments