5 Alasan Pekerjaan Anda Tak Pernah Selesai

Alasan Pekerjaan Anda Tak Pernah Selesai

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Anda merasa selalu dikejar deadline, sampai-sampai pulang kantor tak pernah tepat waktu, dan bahkan lembur pun tidak cukup? Ketika pekerjaan seakan tak pernah selesai, banyak karyawan yang menyalahkan load kerja yang terlalu tinggi atau atasannya sendiri. Padahal, banyak kemungkinan lain yang menjadi penyebab sesungguhnya.

Berikut ini lima alasan mengapa pekerjaan Anda tak pernah selesai:

1. Banyak selingan

Sadarkah Anda seberapa sering Anda menggunakan ponsel di sela-sela pekerjaan? Awalnya mungkin hanya berniat mengecek pesan, tapi tanpa disadari Anda mulai membuka aplikasi media sosial, stalking akun mantan, streaming video, hingga main game dengan maksud mencari selingan agar tidak bosan.

Meskipun para karyawan dianjurkan mencari hiburan singkat agar tidak stres, namun kebiasaan-kebiasaan tersebut jika terlalu sering dilakukan tentu akan membuat fokus Anda teralihkan. Alhasil, banyak waktu Anda yang terbuang. Jadi, tidak heran jika saat tiba waktu pulang kantor pekerjaan Anda masih belum selesai.

2. Terlalu perfeksionis

Ketika seorang karyawan mencapai hasil kerja yang sempurna, bukan cuma atasannya saja yang akan merasa bangga, tapi dia sendiri juga tentu merasa puas. Masalahnya, terkadang seseorang memasang standar yang terlalu tinggi untuk dirinya. Yang cukup buat orang lain, belum tentu memuaskan buat dirinya. Bahkan, salah sedikit saja dia bisa langsung kalang kabut.

Jika Anda tipe karyawan perfeksionis, bisa jadi hal inilah yang membuat pekerjaan Anda tak kunjung selesai. Seharusnya Anda sudah bisa mengerjakan tugas berikutnya, tapi malah masih sibuk berkutat dengan revisi yang tak ada habisnya karena menurut Anda hasilnya belum sempurna.

 3. Tidak bisa berkata “tidak”

Sebagai kolega, sudah sewajarnya kita menanamkan sikap tenggang rasa terhadap satu sama lain. Akan tetapi, hal ini terkadang menjadi rumit ketika seorang karyawan tidak mampu berkata “tidak”. Mendukung peran rekan kerja itu penting, tapi Anda pun perlu tahu mana pekerjaan yang harus Anda dahulukan.

Jika Anda selalu mengiyakan permintaan rekan kerja—baik senior maupun yang selevel—sementara pekerjaan sendiri belum selesai, pada akhirnya Anda pasti keteteran. Akibatnya, pekerjaan jadi berantakan dan Anda pun mau tak mau harus bekerja lembur.

4. Kurang pandai multitasking

Maksud hati ingin menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus, ternyata hasilnya malah berantakan. Perlu diingat bahwa tidak semua orang terbiasa bekerja multitasking. Jadi, kalau kinerja Anda malah jadi tidak optimal, maka tak perlu dipaksakan.

Cara kerja yang paling efektif untuk orang lain, belum tentu cocok untuk Anda. Ada yang bekerja harus terpaku pada timeline, ada pula yang lebih spontan. Ada yang pandai multitasking, ada pula yang lebih produktif jika melakukan pekerjaan satu per satu. Nah, bisa jadi Anda memang tipe yang kedua, dan itu sama sekali bukan masalah jika Anda memang paham dengan ritme dan cara kerja Anda.

5. Lingkungan kerja tidak kondusif

Kondisi lingkungan kerja dapat meningkatkan maupun menurunkan motivasi dan produktivitas karyawan. Nah, jika Anda sering bertanya-tanya mengapa pekerjaan Anda tak pernah selesai, bisa jadi jawabannya karena pengaruh dari lingkungan kerja. Hal ini dapat mencakup kehidupan sosial karyawan maupun kondisi fisik tempat kerja.

Sebagai contoh, persaingan tidak sehat memunculkan konflik-konflik antarkaryawan, sehingga akhirnya merusak koordinasi tim dan kinerja anggotanya. Sementara itu, contoh lingkungan kerja fisik yang tidak kondusif adalah tata ruang kerja yang terlalu terbuka, sehingga menimbulkan kebisingan yang mengganggu konsentrasi karyawan.

Empat alasan pertama merupakan hal-hal yang berasal dari dalam diri Anda, sehingga Anda punya kendali penuh untuk mengubahnya. Akan tetapi, jika sumber persoalannya datang dari lingkungan kerja, maka Anda punya pilihan untuk mencari tempat kerja lain dengan iklim yang positif. Perusahaan tersebut tentunya bisa Anda temukan di Jobplanet.

Comments

comments