4 Etika Bekerja di Open-plan Office

Etika Bekerja di Open-plan Office

Meja kerja bersekat yang dulu identik dengan suasana perkantoran perlahan mulai ditinggalkan. Para pekerja modern kini lebih akrab dengan konsep ruang kerja terbuka alias open-plan office, di mana karyawan satu divisi atau satu perusahaan berbaur di ruangan yang sama—bahkan bersama para petinggi perusahaan. Pemandangan yang lumrah dijumpai di startup atau perusahaan rintisan ini pun mulai diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan korporat yang sudah mapan.

Setiap inovasi di dunia kerja tentu saja hadir dengan kelebihan dan kekurangan. Nah, guna meminimalisir kekurangan open-plan office yang dikhawatirkan bisa membahayakan produktivitas karyawan, ada baiknya Anda perhatikan empat etika bekerja di open-plan office berikut ini:

1. Jaga kebersihan dan kerapian meja

Tak adanya sekat pemisah alias kubikel di kantor semestinya membuat Anda lebih memerhatikan sekeliling. Cara Anda menjaga kebersihan dan kerapian meja kerja secara tidak langsung akan memengaruhi kenyamanan orang-orang sekitar, terutama rekan-rekan yang duduk dekat Anda.

Anda mungkin pada dasarnya merupakan orang yang cuek, tapi setidaknya pikirkan kenyamanan rekan-rekan kerja Anda. Sekalipun mereka tampak tak peduli dengan meja di sebelahnya yang kotor dan berantakan, namun siapa tahu sebenarnya dalam hati mereka merasa gelisah dan terganggu.

2. Hargai privasi rekan kerja

Salah satu kunci utama bekerja di open-plan office adalah sadar diri. Mengingat Anda berbagi ruangan—bahkan berbagi meja dengan orang lain—maka Anda wajib mengetahui batasan area kerja masing-masing. Mudahnya mengakses meja rekan kerja tidak serta merta memberi Anda hak untuk berbuat seenaknya.

Kebiasaan mengusik rekan yang sedang sibuk bekerja atau mengambil barang di atas mejanya tanpa sepengatahuan yang bersangkutan, bisa memicu timbulnya konflik antarkaryawan. Sebetulnya untuk menghindari persoalan seperti ini sederhana saja; hormatilah privasi orang lain, sebagaimana Anda ingin dihormati.

 

https://goo.gl/49fjGs

 

3. Hindari membuat kebisingan

Sebagian orang punya kebiasaan mendengarkan musik saat bekerja. Aktivitas ini dipercaya bisa membantu mereka berkonsentrasi serta bekerja lebih cepat. Lagipula, kebanyakan perusahaan memberikan keleluasaan bagi karyawannya untuk mendengarkan musik, bahkan dengan menggunakan speaker.

Sayangnya, sejumlah orang menyalahgunakan hak ini tanpa memerhatikan etikanya—terutama ketika berada di open-plan office. Pasalnya, suara musik yang keras justru kerap membuyarkan konsentrasi serta memperlambat kerja sejumlah karyawan. Kalaupun Anda ingin memutar musik untuk menghidupkan suasana kantor, setidaknya pastikan dulu bahwa seisi ruangan tak ada yang keberatan.

4. Minimalisir interaksi di meja kerja

Tak adanya sekat antarmeja sangat memudahkan karyawan dalam berkomunikasi. Diskusi perihal pekerjaan, bahkan antara atasan dan bawahan pun bisa dilakukan kapan saja tanpa perlu beranjak dari kursi. Akan tetapi, setiap individu yang berada di lingkungan kerja seperti ini harus tahu batasannya.

Sama halnya dengan memutar musik, interaksi di meja kerja—sekalipun yang berkaitan dengan perusahaan—juga bisa mengganggu karyawan lain. Karenanya, sebisa mungkin aktivitas tersebut diminimalisir, dan karyawan dianjurkan memanfaatkan fasilitas penunjang komunikasi, seperti Slack atau email. Jika topiknya sensitif, bersifat rahasia, atau agak kompleks, alangkah baiknya jika diskusi dilakukan di ruang meeting.

Apapun konsep ruang kerja Anda, baik berkubikel maupun open-plan, Anda wajib mengikuti setiap etika yang berlaku di dalamnya. Dengan lingkungan yang sehat serta didukung dengan kolaborasi tim yang solid, jalan perusahaan untuk menggapai kesuksesan pasti lebih mulus.

Comments

comments