3 Macam Pelaku Bullying di Tempat Kerja

Bullying di Tempat Kerja

 Artikel ini juga dapat dibaca di  beritagar-logo.

Belakangan ini kasus bullying yang menimpa murid sekolah dan mahasiswa perguruan tinggi sedang marak di media massa. Pihak kepolisian dan penyelenggara pendidikan pun segera mengambil tindakan untuk mencegah fenomena ini agar tidak berlanjut. Para orang tua juga tak tinggal diam melindungi buah hati mereka dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan di masa yang akan datang.

Ironisnya, di lingkungan kerja yang seharusnya diisi oleh para profesional, praktik bullying ternyata juga kerap dijumpai. Bahkan, hal ini dianggap lazim oleh para pelaku, dan terkadang tidak disadari oleh korban yang mengalaminya. Nah, agar Anda lebih waspada terhadap praktik bullying di tempat kerja, simak dulu macam-macam pelaku bullying yang dapat Anda jumpai:

1. Atasan yang menyebalkan

Ketika seseorang menempati posisi yang tinggi di perusahaan, salah satu godaan terberat yang harus dia lalui adalah mengendalikan hasrat pembuktian diri. Salah memaknai kekuasan yang dimiliki membuat para atasan jadi “gila hormat”. Akibatnya, mereka bersikap sewenang-wenang terhadap bawahan dan memberi perintah seenaknya.

Sebetulnya suatu hal yang lumrah jika atasan menegur bawahan yang berbuat salah. Namun kalau tidak tahu batasannya, mereka bisa saja mengucapkan hal-hal yang tidak pantas sebagai ungkapan kemarahan, atau mempermalukan bawahan di depan karyawan lain. Nah, karena menganggap bahwa sudah jadi kewajiban bawahan untuk menghormati atasan, pelaku dan korbannya tidak menyadari kalau perbuatan tersebut sebenarnya termasuk bullying.

2. Senior yang arogan

Layaknya di bangku sekolah, tindakan bullying senior kepada junior juga kerap ditemukan di tempat kerja. Pengalaman yang lebih banyak membuat karyawan senior cenderung arogan dan merasa paling tahu segalanya, sehingga para junior atau karyawan baru diperlakuan semena-mena.

Sejumlah karyawan yang menulis review di Jobplanet mengaku pernah menghadapi perlakuan yang tidak menyenangkan dari senior di tempat kerjanya. Budaya senioritas yang diikuti aksi bullying jelas bukan hanya membuat suasana kerja jadi tidak nyaman, tapi juga mengganggu hubungan kerja antarkaryawan. Akibatnya, produktivitas perusahaan juga kena imbasnya.

Bullying di Tempat Kerja

Bullying di Tempat Kerja

3. Rekan kerja yang kurang peka

Setiap lingkungan pertemanan biasanya diisi oleh orang-orang dengan karakter yang beragam. Nah, kadang kala di antara mereka ada saja yang punya sifat jenaka dengan ulah yang tak terduga. Karyawan-karyawan seperti inilah yang selalu berhasil membuat suasana kantor jadi lebih hidup.

Di satu sisi, rekan kerja seperti ini dapat menambah warna di tempat kerja, tapi lain halnya kalau mereka selalu menggunakan rekannya sendiri sebagai bahan lelucon. Meskipun maksudnya hanya bercanda, namun tak semua orang bisa menerima diolok-olok di depan orang lain. Nah, sejumlah orang biasanya tidak sadar kalau sebenarnya apa yang dia lakukan termasuk tindakan bullying.

Bullying di tempat kerja tak jarang timbul karena budaya. Meskipun tidak mudah untuk dihilangkan, namun aksi ini masih bisa dihindari. Nah, agar Anda tidak terjebak di lingkungan kerja yang banyak praktik bullying, selalu selidiki dulu seluk-beluk perusahaan yang Anda lamar di Jobplanet. Dari kisah-kisah yang dibagikan para karyawan dan mantan karyawan di sana, Anda bisa mengetahui seperti apa gambaran calon tempat kerja baru Anda.

Comments

comments